Neutron Yogyakarta
Desak Pemprov DIJ Lakukan Percepatan Vaksinasi Ketiga

Capaian Booster Tak Sampai 50 Persen

Capaian Booster Tak Sampai 50 Persen

JOGJA – Capaian vaksinasi booster di DIJ masih terbilang rendah, tepatnya diangka 38,52 persen. oleh karenanya , kalangan legislatif mendesak Pemprov DIJ segera melakukan percepatan vaksinasi dosis penguat itu.

Ketua Komisi A DPRD DIJ, Eko Suwanto menyebut capaian vaksinasi booster di DIJ diangka 1,1 juta orang, atau 38,52 persen. Jumlah tersebut diklaim masih jauh dari sasaran yang ditentukan.

Maka dari itu, diperlukan percepatan vaksinasi booster baik yang berbasis di desa maupun kelurahan melalui instansi yang ada. Baik dikerjasamakan dengan TNI, Polri, Badan Intelijen Negara (BIN) daerah maupun berbagai instansi yang lain.

Di samping itu bisa juga dilakukan berbasis pusat-pusat keramaian seperti pusat-pusat wisata, pasar tradisional, terminal, bus, maupun sekolah-sekolah dan lain sebagainya. “Sehingga pelayanan akan lebih dekat ke rakyat,” ujar Eko di Kompleks DPRD DIJ Jumat (5/8).

Melihat dari sisi anggaran, politikus Fraksi PDI Perjuangan itu menilai masih cukup memadahi untuk percepatan vaksinasi booster. Melihat dari perkembangan pemanfaatan belanja tidak terduga tahun  2022, anggaran BTT yang tersedia tahun 2022 sejumlah Rp 94 miliar. “Per kemarin masih tersedia sebesar Rp 64 miliar. Kami rasa anggaran ini cukup memadai untuk percepatan vaksinasi booster,” jelasnya.

Menurutnya, daerah yang paling tinggi capaian vaksinasi booster ialah Kota Jogja sudah mencapai 93,30 persen. Bantul menjadi daerah capaian terendah sebesar 25,49 persen, disusul Kulonprogo baru 26,68 persen, kemudian Gunungkidul 32,06 persen, dan Sleman 40,41 persen.

“Prioritas (booster) untuk yang remaja, lansia, pelayan publik dan umum ini juga penting. Kalau booster untuk sasaran nakes sudah cukup memdai, mereka sudah waktunya (vaksinasi dosis) yang ke empat atau booster kedua,” tambahnya.

Komisi A segera akan mengundang instansi terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) juga dinas terkait yang menangani Covid-19. Ini untuk membahas dan sekaligus mendorong agar pemanfaatan BTT bisa dimaksimalkan untuk penanggulangan Covid-19.

Terpisah Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) DIJ, Setyarini Hestu Lestari mengatakan, upaya masih terus dilakukan untuk mendorong masyarakat segera vaksinasi booster. Terlebih saat ini booster menjadi syarat untuk mengakses apapun. “Kami masih mendorong masyarakat untuk vaksin, toh sekarang kalau pergi-pergi ditanya vaksinnya,” katanya.

Sampai saat ini, Dinkes DIJ masih membuka sentra layanan vaksinasi di Kantor Dinkes DIJ. Sentra massal masih belum menjadi opsi. Ini dikarenakan butuh effort besar dan bergantung pada kabupaten kota yang hingga kini masih mampu membackup di layanan fasyankes masing-masing. “Kalau tidak mampu ya dia buka sentra. Sentra itu kan minimalis ya, tenaganya juga mininalis. Masyarakat saya tengok juga banyak yang datang ke sentra Dinas Kesehatan (DIJ),” tambahnya. (wia/bah)

Lainnya