KEBUMEN – Pemerintah Kabupaten (pemkab) Kebumen terus memberikan perhatian terhadap kondisi infrastruktur khususnya jalan. Salah satu skala prioritas tahun ini adalah menghubungkan akses Kebumen-Banjarnegara dari arah Desa Giritirto, Kecamatan Karanggayam.
Jalan penghubung antar kabupaten tersebut kini pun sudah memasuki tahap akhir pengerjaan. Meski belum rampung sepenuhnya, namun jalur alternatif sepanjang dua kilometer hingga perbatasan Banjarnegara itu sudah bisa dilalui kendaraan. “Sekarang sudah 95 persen fungsional. Artinya sudah bisa dilewati motor ataupun mobil,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kebumen Haryono Wahyudi, Kamis (4/8).
Haryono menambahkan, pekerjaan konstruksi tersebut menelan anggaran Rp 6,9 miliar, dengan waktu pengerjaan selama empat bulan. Selanjutnya, Dinas PUPR akan terus berkolaborasi dengan dinas terkait untuk pemenuhan fasilitas pendukung seperti penerangan jalan. “Intinya hampir selesai kmai perbaiki, tinggal ditambah lampu jalan sama rambu-rambu nanti dari dinas lain,” ucapnya.
Dalam proses pekerjaan, lanjut Haryono, petugas sempat mengalami kendala akibat curah hujan. Hingga diputuskan menutup total jalan dari dua arah, baik menuju Banjarnegara maupun sebaliknya. “Kemarin saat proses pengerjaan kami tutup total. Intinya supaya cepat selesai,” terangnya.
Haryono menjelaskan, sebelum dilakukan pekerjaan, kondisi jalan Giritirto menuju Banjarnegara rusak parah. Ini karena menjadi jalur utama angkutan aktivitas penambangan pasir. Jalan tersebut juga sempat dilakukan perbaikan terakhir pada 2006 silam. Hingga akhirnya kembali diperbaiki pada tahun ini menggunakan rigit beton dengan lebar jalan lima meter. “Pada 2022 ini bisa teranggarkan untuk pembangunan kembali dengan bentuk kegiatan jalan beton sepanjang dua kilometer lebih,” lanjutnya.
Sementara itu, warga setempat Jumadi, 45, mengaku bersyukur penantian lama untuk menikmati jalan mulus akhirnya terwujud. Bertahun-tahun sudah para warga bersabar diwilayah terisolasi akibat infrastruktur kurang layak. “Dulu kami mau pergi ke kota atau kecamatan aja susah. Bahkan untuk akses menuju balai desa saja kita kesulitan karena jalan rusak tak bisa dilalui,” ucapnya.
Ia meyakini, dibukanya akses penghubung antar kebupaten ini akan mendukung pemenuhan hak dasar, seperti pelayanan kesehatan dan pendidikan. Lebih dari itu, dengan jalan layak nantinya akan meningkatkan perekonomian warga setempat. “Semoga setelah jalur ini terbuka, dapat membantu roda perekonomian di desa kami,” ucap Jumadi. (fid/pra)