JOGJA – Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Jogja menyoroti sampah yang berserakan di sepanjang Tugu Pal Putih, Malioboro, dan Keraton Jogjakarta (Gumaton). Padahal, di kawasan tersebut banyak tersedia kotak sampah. Forpi menilai kesadaran wisatawan masih rendah.
Anggota Forpi Kota Jogja, Baharuddin Kamba menyesalkan masih rendahnya kepedulian terhadap lingkungan di kawasan Gumaton. Serakan sampah tentunya mencemari keindahan Kota Jogja. “Budaya atau kebiasaan dari tempat tinggalnya dibawa ke kawasan wisata di Jogja,” ujarnya kepada Radar Jogja Minggu (7/8).
Oleh sebab itu, Kamba menilai perlu ada evaluasi dan sosialisasi, berkaitan dengan menanamkan kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya. “Menyadarkan orang berubah jadi lebih baik, itu butuh proses. Butuh waktu,” cetusnya.
Berdasar hasil pantauan di Gumaton, Kamba masih menjumpai puntung rokok. Terutama di kawasan Titik Nol Kilometer yang merupakan salah satu area favorit wisatawan di Gumaton. Hal ini menurut Kamba turut menunjukkan, bahwa perda larangan asap rokok belum efektif. “Nyatanya masih banyak di sana. Terbukti dengan adanya sampah puntung rokok,” sebutnya.
Senada, Kepala Dinas Kebudayaan atau Kundha Kabudayan Kota Jogja, Yetti Martanti mengaku sudah menyampaikan imbauan pada wisatawan yang berkunjungan di Gumaton, untuk tidak membuang sampah sembarangan. “Karena saya lihat itu, mereka perilakunya (kurang sadar lingkungan, Red). Meskipun kami melalui Jogoboro sudah mengimbau. Tapi mereka kurang kesadaran,” ujarnya.
Menurut Yetti, belum ada kesadaran dari wisatawan dalam rasa turut bersama-sama memiliki area wisata. Akibatnya, tanggung jawab bersama untuk menjaga kebersihan lingkungan pun rendah. Sehingga masih ditemukan perilaku membuang sampah sembarangan.
Padahal, Yetti mengaku pula sudah menyampaikan pada tenaga kebersihan untuk membersihkan area Gumaton dua sampai tiga kali sehari. Sementara untuk pengangkutan sampahnya, dilakukan tiga kali sehari. “Kami juga sudah siapkan tempat sampah yang banyak di Gumaton,” paparnya.
Yetti merasa prihatin, tanaman yang sedianya memperindah area wisata juga ikut dirusak. Disebabkan oleh perilaku wisatawan yang memiliki kesadaran rendah untuk menjaga lingkungan. “Bahkan sampai merusak tanaman. Pot-pot tanaman, sampah dibuang ke pot itu,” sesalnya. (fat/bah)