Neutron Yogyakarta
Perayaan HUT Jateng Ke-72 dan HUT RI Ke-77 di Sam Poo Kong

Ganjar Gelar Konser Rapsodia Nusantara

Ganjar Gelar Konser Rapsodia Nusantara

SEMARANG – Konser musik bertajuk Rapsodia Nusantara menjadi rangkaian perayaan HUT Kemerdekaan RI ke 77 sekaligus HUT Jawa Tengah ke 72 yang sayang untuk dilewatkan. Konser yang berlangsung di Kelenteng Agung Sam Poo Kong Kota Semarang, Sabtu (13/8) malam, bakal banyak kejutan.

Pagelaran musik yang disajikan dalam format orkestra ini menampilkan kolaborasi komposer terkemuka Dwiki Dharmawan bersama World Peace Orchestra dengan sederet seniman inspiratif, Andy Rif, Dira Sugandi, Gabriel Harvianto, Filda.C.Wibowo dan Nano Tirto.

Selain itu, acara yang terselenggara atas dukungan Purnomo Yusgiantoro Center dan Bank Jateng, juga akan tampil juga musisi dan artis Jawa Tengah Sruti Respati, NDX AKA, kelompok musik Kolintang Gratia dan Gamelan Soepra bersanding dengan para musisi kawakan di bawah arahan konduktor Dwiki Dharmawan.

Konduktor sekaligus penata musik dan pendiri World Peace Orchestra, Dwiki Dharmawan mengatakan bahwa konser kali ini merupakan ide dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang ingin memberikan hiburan bernilai edukasi budaya bagi masyarakat.”Momentum ini, Pak Ganjar ingin memberikan hiburan sekaligus edukasi bagi masyarakat dengan adanya satu musik kolaborasi,” ujar Dwiki dalam jumpa pers di Sam Poo Kong, Jumat (12/8).

Untuk menerjemahkan keinginan itu, dirinya beberapa kali bertemu dan berdiskusi dengan Ganjar. Dari sanalah, muncul isu tentang kebhinekaan, toleransi, dan semangat bangkit untuk ekonomi kreatif dan ekonomi sosial budaya.”Saya mendukung ini dan tidak mau setengah-setengah. Saya bersama Pak Gubernur coba dari Jateng membuat konser terheboh dan terbesar. Kami sampaikan pesan (ide dari Ganjar) lewat musik,” paparnya.

Dwiki Dharmawan menjelaskan, berawal dari ide Ganjar itu kemudian menjadi karya musik yang kolaboratif dan mengangkat keragaman dan keindahan. Dengan mengangkat keberagaman lagu-lagu Nusantara, lagu nasional, lagu popular dan karya musik baru dengan balutan musik orchestra. “Audiens dapat menikmati nada dan ritmis yang berbeda-beda tapi bersatu dalam harmonisasi yang indah,” imbuh Dwiki.

Baginya, ini adalah momentum yang tepat untuk menyampaikan gagasan tentang ke-Indonesiaan. Sebab baginya, Jawa Tengah merupakan representatif dari Indonesia.”Jawa Tengah itu representatif dari Indonesia. Indonesia mini,” ucapnya.

Dwiki Dharmawan mengatakan konser ini didedikasikan untuk merayakan dan mengangkat keragaman dan keindahan. “Dengan mengangkat keberagaman lagu-lagu Nusantara, lagu nasional, lagu popular dan karya musik baru dengan balutan musik orkestra audiens dapat menikmati nada dan ritmis yang berbeda-beda tapi bersatu dalam harmonisasi yang indah,” ujar Dwiki. (*/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version