Neutron Yogyakarta
Bantu Nelayan, BMKG Jogja Buka SLCN

Nyawa Selamat, Tangkapan Ikan Melimpah

Nyawa Selamat, Tangkapan Ikan Melimpah

KULONPROGO – Nelayan sangat membutuhkan informasi cuaca dan iklim. Hal itu menjadi dasar BMKG Stasiun Stasiun Meteorologi Jogjakarta membuka Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) Provinsi DIJ Tahun 2022. Diharapkan seluruh petugas penyuluh lapangan perikanan dan instansi terkait di sektor perikanan kelautan ikut ambil bagian.

Kegiatan SLCN dibuka Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dan dihadiri Deputi Meteorologi Guswanto, Kapus Maritim Eko Prasetyo, Kepala Balai Besar MKG WIL 2. Hartanto, PTS GM YIA, Agus Pandu Purnama, GM Air Nav Syamsu dan Pj Bupati Kulonprogo Tri Saktiyana.”SLCN ini sangat penring. Sebab dampak perubahan iklim di dunia sangat ekstrem, berpengaruh terhadap perubahan pola cuaca khususnya di wilayah maritim (nelayan) baik keselamatan dan hilangnya hasil tangkapan,” ucap Dwikorita.

Dijelaskan, perubahan iklim benar-benar terlihat nyata. Untuk wilayah maritim seperti Indonesia yang terdampak langsung yakni nelayan. Saat ini nelayan seperti kehilangan ilmu titennya. Sebab suhu muka air laut menghangat, terjadi gelombang tinggi bahkan badai tropis. “Tidak hanya soal keselamatan tetapi juga berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan,” jelasnya.

Menurutnya, kenaikan suhu udara saat ini sudah mencapai 0,44-0,47 per sepuluh tahun. Jika dibandingkan tahun 1850-1900, mengalami kenaikan suhu udara 1,1″ Celsius. BMKG menganalisis, pada akhir abad kenaikan akan mencapai 3″ Celsius atau lebih. Akan banyak kejadian ekstrem. Tidak hanya sering tetapi durasinya juga semakin panjang.

Nah, SLCN ini dibuka agar para nelayan dapat secara terus menerus mengupdate informasi dari BMKG baik informasi gelombang, tinggi gelombang dan cuaca 24 jam sebelumnya. Ini memudahkan untuk perencanaan, kapan turun melaut dan zona mana banyak ikannya.”Tangkapan melimpah, keselamatan terjamin,” ujarnya.

Tri Saktiyana merespons baik program BMKG yang diharapkan bisa menambah pengetahuan nelayan dalam menyimak informasi cuaca sekaligus bisa menentukan langkah saat melaut sehingga hasil tangkap nelayan Kulonprogo bisa optimal. Bisa tahu kapan waktu tepat melaut, arahnya kemana dan ikannya di mana. “Dengan informasi yang akurat ini, pendapatan nelayan tentu akan meningkat,” ungkapnya. (tom/din)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)