Neutron Yogyakarta

Widya Analytic Gelar Tech Talks, Digital Forensik untuk Pemecahan Kasus Pidana

Widya Analytic Gelar Tech Talks, Digital Forensik untuk Pemecahan Kasus Pidana

SLEMAN– Penerapan digital forensik saat ini diperlukan ketika data yang dicari dikunci, dihapus, atau disembunyikan. Selain di pemerintahan, digital forensik juga dapat dilakukan di sektor swasta seperti penyelidikan internal perusahaan (in-house) atau penyelidikan intrusi (penyelidikan khusus mengeksplorasi sifat dan dampak intrusi jaringan yang tidak sah).

Pakar Cyber Security Analyst Dedy Hariyadi mengatakan digital forensik merupakan pengungkapan fakta-fakta dari bukti digital menggunakan metode ilmiah untuk mendukung atau menyelesaikan permasalahan yang tidak wajar seperti kriminal, dalam proses penegakan aturan yang berlaku.

“Saat terjadi suatu insiden, seseorang yang memiliki wewenang, terlatih, dan memenuhi persyaratan khusus sebagai pihak pertama yang bertindak di tempat kejadian perkara yang mengoleksi dan mengakuisisi barang bukti digital sesuai dengan tanggung jawabnya disebut digital evidence first responder (DEFRI),” paparnya melalui keterangan pers yang diterima, Selasa (30/8/2022).

Dia menjelaskan hal itu saat menjadi narsumber dalam Tech Talks #31 Widya Analytic bertema “Mengenal Digital Forensik untuk Pemecahan Kasus Pidana” pada 25 Agustus lalu. Menurut Dedy, digital forensik memiliki beberapa prinsip dasar di antaranya meminimalkan penanganan secara langsung terhadap barang bukti elektronik yang asli dan/atau barang bukti digital yang potensial, mencatat semua aktivitas, mengikuti aturan hukum yang berlaku.

Tim forensik harus hati-hati dalam menangani kasus untuk menjaga nama baiknya. “Syarat barang bukti elektronik atau digital harus bersifat relevansi untuk menunjukkan bahwa materi yang diperoleh relevan dengan penyelidikan, handal, dan DEFRI seharusnya mempertimbangkan tingkat kecukupan dari suatu materi yang telah dikumpulkan untuk memungkinkan penyelidikan yang tepat,” jelasnya.

Tech Talks yang diadakan oleh Widya Analytic tersebut diikuti 88 peserta. Reza, peserta perwakilan dari Bank DKI menanyakan cara mengetahui dan menginvestigasi kasus social engineering yang belakangan ini sedang marak terjadi.

Terkait pertanyaan tersebut, Dedy menjelaskan semua pihak harus bersama-sama melakukan edukasi kepada masyarakat atau user terkait social engineering. Namun, jika kasus social engineering sudah terlanjur terjadi, dari pihak Bank perlu melakukan penelusuran mengenai siapa yang melakukan social engineering.

“Selanjutnya, kita harus mempelajari terkait lokasi insiden sehingga bisa menganalisis transaksi-transaksi yang terjadi dengan tidak wajar di daerah tersebut. Melalui identifikasi yang dilakukan, kita bisa menganalisis fraud yang berhubungan social engineering tersebut,” ujarnya. (vis)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)