Neutron Yogyakarta

Semua Simpang APILL di Jogja Akan Dilengkapi ATCS

Pengaturan Arus Lalu Lintas Bisa Dilakukan di Kantor Dinas Perhubungan Kota Jogja
Semua Simpang APILL di Jogja Akan Dilengkapi ATCS

JOGJA – Pemkot Jogja menargetkan semua simpang dengan lampu lalu lintas atau alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) akan dilengkapi area traffic control system (ATCS).  Simpang APILL dengan sistem ATCS dinilai efektif dan memudahkan kontrol pengaturan lalu lintas di Kota Jogja.

Menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Jogja Aman Yuriadijaya, Kota Jogja memiliki luas sekitar 32 meter persegi dan kota cagar budaya. Sehingga sulit untuk mengembangkan sarana prasarana lalu lintas. Untuk itu pengaturan lalu lintas agar optimal dengan manajemen lalu lintas. Salah satunya didukung dengan keberadaan ATCS. “Kami melihat efektivitas pengelolaan lalu lintas di Kota Jogja lewat ATCS ini cukup efektif.  Sehingga kita berharap bahwa ke depan akan terus kita dorong,” kata Aman usai meninjau ruang kontrol ATCS di Kantor Dinas Perhubungan Kota Jogja, Kamis (1/9).

Adapun ATCS adalah suatu sistem pengendalian lalu lintas berbasis teknologi informasi pada suatu kawasan melalui optimasi dan koordinasi pengaturan lampu lalu lintas di setiap persimpangan. Di Kota Jogja ada 58 simpang yang ada lampu APILL dan sebanyak 32 simpang di antaranya sudah dilengkapi dengan ATCS. “Karena sampai saat ini masih ada beberapa simpang belum mampu terkuasai (ATCS). Sehingga memang komitmen dari pemerintah kota bagaimana kemudian semakin banyak simpang yang mampu terkuasai,” tambahnya.

Mantan Kepala Bappeda Kota Jogja itu menegaskan, secara politik anggaran dari waktu ke waktu akan mencoba menyempurnakan kelengkapan ATCS di semua simpang yang terdapat lampu APILL di Kota Jogja. Ditargetkan dalam waktu tiga tahun ke depan secara bertahap, semua simpang APILL bisa terhubung dengan sistem ATCS. “Harapan kami itu akan mampu kita penuhi dalam waktu tiga tahun anggaran ke depan. Artinya 2023, 2024 dan 2025 mudah-mudahan sudah bisa terpenuhi,” ujar Aman.

Sementara itu Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Jogja Golkari Made Yulianto menyampaikan, lampu APILL yang terkoneksi ATCS memudahkan pemantauan dan pengaturan lalu lintas di sekitar simpang. Seperti mengatur durasi lampu APILL dari ruang ATCS di Kantor Dinas Perhubungan Kota Jogja. Pada simpang APILL yang belum terhubung ATCS, petugas harus datang ke lokasi mengatur durasi lampu. Oleh karena itu sistem ATCS dianggap efektif untuk membantu pengaturan lalu lintas karena jumlah petugas belum mencukupi.

Menurut dia, dishub bisa monitor pada 32 simpang itu dari kantor untuk mengetahui kondisi lalu lintas yang ada. Misalnya dijumpai dalam satu ruas jalan antrean yang cukup panjang maka bisa diatir dari ruang control. “Kami bisa mengatur antrean itu agar terurai dengan dipanjangkan durasi lampu hijaunya dan lain sebagainya,” terang Golkari.

Dia mencontohkan beberapa simpang yang intensif dipantau  dan rawan kepadatan yaitu simpang Titik Nol Kilometer, Pingit dan Badran. Pada 2022 ada penambahan ATCS yakni di Simpang Bausasran dan Pingit yang ditargetkan selesai pada Oktober. Dengan demikian pada tahun ini total akan ada 34 simpang APILL dilengkapi ATCS.

Dia menyebut anggaran pengadaan untuk ATCS dengan kondisi lengkap di antaranya ada kamera, intelligent transportation system (ITS) dan variable message sign (VMS) mencapai sekitar Rp 400 juta. Namun terkadang disiasati tidak semua lengkap, misalnya komponen yang tidak mendesak seperti VMS. (**/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)