Neutron Yogyakarta

Pecahkan Rekor Dunia dengan Dalang Terbanyak

Diikuti 5.718 Mahasiswa Baru, Mainkan Tujuh Jenis Wayang
Pecahkan Rekor Dunia dengan Dalang Terbanyak

 

BANTUL– Salah satu universitas swasta di Jogjakarta berhasil memecahkan rekor dunia yakni memainkan wayang dengan dalang terbanyak. Rekor ini dipecahkan oleh mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) saat mengikuti masa  pengenalan kampus atau ta’aruf universitas itu Minggu  (4/9).

Ketua Pelaksana Masa Ta’aruf UMY 2022 Muhammad Iqra Malikul Alim mengatakan, ada 5.718 mahasiswa baru yang turut serta dalam pemecahan rekor ini. Ribuan mahasiswa berperan sebagai dalang dengan memainkan tujuh jenis wayang dari berbagai daerah.

Diungkapkan Iqra, kegiatan yang baru kali pertama dilakukan di kampusnya itu memang bertujuan untuk memecahkan rekor. Dan, pemecahan rekor ini diakui oleh lembaga pencatat resmi rekor dunia bernama Record Holders Republic (RHR).

Selain pemecahan rekor, pihaknya juga mempunyai misi mengenalkan kepada para mahasiswa tentang wayang. Dengan harapan agar warisan leluhur itu tidak luntur digempur era modernisasi seperti saat ini.

“Kami memilih wayang karena kami ingin belajar dan mengajarkan tentang wayang, sekaligus agar budaya leluhur ini tidak luntur,” ujar Iqra di sela acara ini.

Terkait tema pentas wayang yang diangkat, mahasiswa asal Jogjakarta ini mengungkapkan, panitia pengenalan kampus mengambil kisah tentang kepribadian Arjuna. Di mana dalam kisahnya tokoh pewayangan ini tengah melawan hal-hal buruk dalam dirinya untuk menjadi orang yang lebih baik.

Untuk mengisahkan pewayangan Arjuna ini, panitia  pengenalan kampus juga turut mengajak dalang utama Ki Udreka Hadi Swasana sebagai dalang utama. Sementara untuk kegiatan pentasnya dipusatkan di Sportorium UMY. “Untuk cerita wayangnya, kami lebih ke karangan sendiri,” beber Iqra.

Kegiatan yang dilakukan oleh perguruan tinggi di Jogjakarta itu juga turut mengundang decak kagum penonton. Salah seorang penonton bernama Dito mengaku baru kali pertama melihat pementasan wayang dengan peserta sebanyak itu. “Ini kegiatan spektakuler, karena diikuti ribuan mahasiswa yang memainkan wayang secara serentak,” katanya. (inu/laz)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)