SLEMAN– Hari Minggu bukan berarti libur dari aktivitas. Ratusan mahasiswa di Jogjakarta kembali menggelar unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi Minggu (11/9). Mereka meminta pemerintah pusat mencabut kebijakan ini karena dinilai mencederai rakyat kecil.
“BBM naik, semua harga ikut naik. Imbasnya ya ke rakyat kecil,” ungkap Koordinator Umum Forum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-DIJ Abdullah Ariansyah saat orasi dalam unjuk rasa di pertigaan Jalan Colombo-Jalan Affandi, Gejayan, Caturtunggal, Depok, Sleman.
Dikatakan, kenaikan harga BBM menyebabkan harga kebutuhan pokok naik. Transportasi juga naik sehingga berefek naiknya harga-harga barang yang lain. Menurutnya, upaya pemerintah mengalihkan subsidi BBM dalam bentuk bantuan uang tunai, tidak sebanding dengan lonjakan harga di semua sektor.
Ia menilai kenaikan BBM cenderung tumpul ke atas dan runcing ke bawah. “Jika hal ini terus dibiarkan, krisis ekonomi di depan mata. Padahal kita baru saja bergerak pulih dari pandemi Covid-19,” tuturnya. Di sisi lain gaji pokok tidak ada kenaikan. Buruh semakin meringis, menatapi nasibnya.
Selain itu, peserta aksi juga meminta pemerintah meninjau kembali pasal karet atau pasal-pasal yang bermasalah di dalam rancangan kitab undang-undang hukum pidana (KUHP). Serta menolak komersialisasi kapitalisasi pendidikan dan revisi rancangan undang-undang (RUU) sistem pendidikan nasional (Sisdiknas).
“Forum BEM DIJ mendukung aksi lebih besar untuk menyikapi kenaikan harga BBM subsidi yang jelas-jelas berimbas ke rakyat kecil,” ungkap Abdul, mahasiswa Institut Teknologi Yogyakarta (ITY). Ada 34 perwakilan BEM perguruan tinggi di Jogjakarta yang ikut aksi ini.
Koordinator Aksi Forum BEM se-DIJ perwakilan dari IST Akprind Dandung Junustisio mengaku kecewa dengan kebijakan pemerintah. Sebagai mahasiswa, dia turut merasakan dampak kebijakan itu. Menurutnya, julukan Jogja ramah kantong mahasiswa atau Jogja tempat makan murah, kini tinggal cerita.
Aksi dimulai pukul 13.20 dan berakhir 16.00. Selama itu pula akses jalan dilakukan pengalihan. Dari arah utara menuju pertigaan Gejayan, pengendara diminta melewati Jalan Moses Gatotkaca. Persimpangan Jalan Sagan menuju pertigaan Gejayan ditutup, lalin dialihkan ke arah utara maupun selatan. Demikian pula Jalan Affandi.
Meski di luar jalur itu kendaraan padat, Kasat Lantas Polres Sleman AKP Gunawan Setyabudi menyebut, arus lalin cenderung lancar. Pada puncak aksi, mahasiswa melakukan pembakaran ban bekas. Kendati begitu, unjuk rasa berlangsung tertib. (mel/laz)