Neutron Yogyakarta

Dwi Putranto Lihat Oon Serahkan Bingkisan

Kepada Triyanto untuk Diteruskan ke Haryadi Suyuti
Dwi Putranto Lihat Oon Serahkan Bingkisan

JOGJA – Persidangan kasus suap izin mendirikan bangunan (IMB) Apartemen Royal Kedhaton yang menyeret mantan Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti Cs, terus bergulir. Kali ini dua terdakwa penyuapan diperiksa bersamaan. Sidang pemeriksaan saksi dipimpin Hakim Ketua Muh Djauhar Setyadi dengan terdakwa Oon Nusihono dan Dandan Jaya Kartika.

JPU Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menghadirkan lima orang saksi untuk diperiksa. Mereka adalah pegawai PT Summarecon Tbk yakni Dwi Putranto Wahyuning, Johan Wahyudi, Raditya Satya Putra, Herri Marwanto, dan Donny Wirawan. Manager Perizinan PT Summarecon Tbk Dwi Putranto Wahyuning jadi yang pertama diperiksa.

Dwi Putranto mengaku melihat Oon Nusihono memberi bingkisan kertas bermotif batik warna merah pada dua orang pada 2 Juni 2022. Pertama, pada Triyanto Budi Yuwono untuk diserahkan kepada Haryadi Suyuti (HS) di Rumah Dinas Wali Kota Jogja. Kemudian ke Dinas PMPTSP Kota Jogja untuk menyerahkan bungkusan serupa pada Nurwidihartana. “Bingkisan itu dimasukkan paper bag warga coklat,” ungkapnya dalam persidangan yang digelar hybrid di PN Kota Jogja dan Gedung KPK, Senin (12/9).

Dwi Putranto pun mengasumsikan, bingkisan itu berisi uang untuk suap kepada Haryadi Suyuti dan Nurwidihartana setelah kongkalikong IMB Apartemen Royal Kedhaton diterbitkan. JPU KPK Rudi Dwi Prastyono lantas menunjukkan foto barang bukti yang berhasil disita pihaknya. Pada layar konferensi, ditunjukkan bingkisan kertas dengan motif batik. Selain bingkisan itu, tertumpuk sejumlah uang. Di bawahnya tertulis, “Uang perkara Wali Kota Jogja.”

Total uang sebagai barang bukti sebesar USD 20.450. Terdiri atas 204 lembar pecahan USD 100 dan satu lembar USD 50. Terdapat foto lain yang menunjukkan tumpukan uang USD lainnya dengan total 6.808. Terdiri atas 68 lembar USD 100, ditambah masing-masing satu lembar USD 5, USD 2, dan USD 1.

Rudi juga membeberkan bukti lain suap yang dilakukan Oon dan Dandan kepada HS dan Nurwidihartana. Bukti itu merupakan pesan Dwi Putranto yang dikirimkan kepada President Director PT Summarecon Agung Tbk Adrianto P Adhi. Dalam tangkap layar percakapan tanggal 9 April 2022 itu, Dwi Putranto mengeluh, “Pak Adri, saya sebenernya mau crita soal proyek Yogya. Mau curhat aja. Terakhir kmrn saya dan Pak Oon ke Yogya diundang dadakan ama asprinya Walkot (Triyanto, Red).”

“Saya banyak belajar ama Pak Oon. Baik secara etika perizinan dan profesional. Tapi kalau itu dimanfaatkan org lain utk kepentingan mereka (HS Cs, Red), saya gak rela,” lanjutnya dalam pesan seperti tertangkap layar itu. (fat/laz)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)