Neutron Yogyakarta
Terkait Proyek Jalan Purwodeso-Petanahan yang Kini Sudah Retak

Harus Dibongkar jika Salahi Aturan

Harus Dibongkar jika Salahi Aturan

KEBUMEN – Bupati Kebumen Arif Sugiyanto buka suara soal kondisi retaknya Jalan Purwodeso-Petanahan yang kini masih dalam masa pemeliharaan. Dia pun memberikan lampu hijau untuk dilakukan pembongkaran. Jika terbukti, pekerjaan fisik tersebut menyalahi aturan dan tidak sesuai harapan.

Saat ini, pemerintah melalui dinas terkait masih melakukan pengujian tentang penyebab keretakan Jalan Purwodeso-Petanahan. Kondisi jalan beton itu retak diduga awal lantaran tidak sesuai spesifikasi. “Kita juga menunggu rekomendasi, kalau memang ada kesalahan dan rekomendasinya harus dibongkar, ya kita bongkar,” ujarnya Senin (12/9).

Sejauh ini, lanjut Arif, pemkab sudah mengirimkan surat kepada penyedia jasa. Agar segera melakukan pemeliharaan dengan tetap memperhatikan kualitas beton. Dalam surat itu, pemkab juga meminta dilakukan pengetesan melalui uji laboratorium. Dengan melibatkan tim ahli untuk mengetahui kualitas bahan material dan penyebab keretakan. “Kita sudah melibatkan tim teknis dan apabila diperlukan dapat mengundang tim ahli untuk melakukan pengecekan, nanti akan ketahuan penyebab kerusakan,” katanya.

Arif pun menegaskan, pekerjaan infrastruktur yang tidak sesuai dan menyalahi kontrak, maka akan ada evaluasi. Bahkan berujung pembongkaran. Tidak hanya itu, penyedia jasa juga bisa mendapat sanksi catatan hitam untuk tidak dipakai pada program pembangunan berikutnya. Ini berlaku secara umum. Tidak hanya pekerjaan jalan, tapi juga untuk pekerjaan lain seperti jembatan, gedung, irigasi, hingga bendungan. “Semua sama, jika dalam pengerjaannya tidak sesuai menyalahi aturan atau kesepakatan ya kita minta bongkar, ganti yang sesuai,” imbuhnya.

Kepala Dinas PUPR Kebumen Haryono Wahyudi menambahkan, pemkab sudah melakukan monitoring. Serta menggandeng tim ahli dari UNNES Semarang untuk melakukan survei dan kajian teknis. “Perkiraan minggu depan survei dan kajian dilakukan,” ujar Haryono.

Sebelumnya, Komisi D DPRD Kebumen dibuat mencak-mencak melihat hasil proyek pekerjaan Jalan Purwodeso-Petanahan. Pekerjaan fisik yang dibangun dengan anggaran sebesar Rp 5,4 miliar itu dinilai jauh dari harapan.

Hal ini diketahui saat inspeksi mendadak ke lokasi. Dari hasil observasi lapangan jajaran komisi membidangi infrastruktur tersebut menemukan indikasi dugaan kualitas pekerjaan bermutu buruk. Terlihat di beberapa titik konstruksi bangunan justru sudah mengalami keretakan. Padahal sampai saat ini pekerjaan tersebut masih masuk tahap pemeliharaan. “Kami belum lihat hasil lab ya, tapi fakta di lapangan sangat parah. Kami yakin terjadi ketidaksempurnaan spesifikasi,” jelas Ketua Komisi D DPRD Kebumen Bambang Sutrisno.

Bambang pun mengaku kecewa. Karena sebagian konstruksi proyek yang digadang sebagai akselerasi capaian infrastruktur terlihat kurang memuaskan. Atas hasil pekerjaan itu, komisi D dalam waktu dekat akan meminta keterangan dengan memanggil para pihak terkait. “Sudah terbiasa kalau tidak sesuai spesifikasi, pasti kami minta bongkar. Kami minta kualitas dan mutunya,” tegasnya. (fid/eno)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)