Neutron Yogyakarta

Kasus Melandai, Satgas PMK Tetap Siaga

Kasus Melandai, Satgas PMK Tetap Siaga

PURWOREJO, Radar Purworejo – Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Purworejo melandai. Meski demikian, satgas penanganan PMK tetap disiagakan.

Kepala BPBD sekaligus Satgas Penanganan PMK Purworejo Budi Wibowo menjelaskan, petugas satgas bertugas memantau perkembangan ternak di lapangan. Karena meski kasus melandai, bukan berarti perkembangan PMK sudah terhenti.

Pengawasan, lanjutnya, sebagai bentuk antisipasi untuk menekan lonjakan kasus. Seperti yang terjadi sebelum Idul Adha. “Sampai saat ini masih terus kami pantau,” ujarnya kepada Radar Purworejo Selasa (13/9).

Kini, lalu lintas penjualan ternak dari luar wilayah atau sebaliknya pun sudah mulai dilonggarkan. “Sudah tidak ada pelarangan lagi. Hanya, hewan tetap harus dilampiri keterangan sehat dari dokter asal ternak,” ungkap Budi.

Selain itu, vaksinasi terus diupayakan. Data terakhir, ada 1.467 ekor ternak di Kabupaten Purworejo yang sudah mendapatkan vaksinasi PMK dosis pertama. Dan 427 ekor ternak telah menerima vaksinasi dosis kedua

Untuk jumlah kasus PMK yang masih aktif di Kabupaten Purworejo hingga kemarin, berjumlah enam ekor. Sedangkantotal hewan ternak di Kabupaten Purworejo yang sudah terkonfirmasi PMK berjumlah 431 ekor. Yakni 402 ekor kembali sehat, 19 ekor dipotong paksa, dan lima ekor ternak lainnya mati. (han/eno)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)