Neutron Yogyakarta

Pembangunan Gedung Baru Tunggu Relokasi

SDN 1 Banyurejo dan SMPN 2 Tempel Terdampak Proyek Tol
Pembangunan Gedung Baru Tunggu Relokasi

JOGJA – Pembangunan gedung baru dua sekolah terdampak proyek jalan tol Jogja-Bawen yaitu SDN 1 Banyurejo, Tempel dan SMPN 2, Tempel Sleman masih dalam tahap proses. Sebab, menunggu Dinas Pendidikan Sleman untuk memproses relokasi.

Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispetaru) Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) Krido Suprayitno mengatakan, aset kedua bangunan tersebut merupakan milik Dinas Pendidikan Sleman. Sehingga, sampai saat ini masih menunggu proses relokasinya. “Mereka masih memproses di mana lokasi yang akan dipilih,” kata Krido belum lama ini.

Krido menjelaskan pembangunan gedung baru ini juga berkaitan harus ada proses penggantian ganti untung yang membutuhkan lahan untuk pembangunan tol Jogja-Bawen di tanah kas desa (TKD) tersebut. Sebab, antara tanah dan bangunan berbeda. “Kalau tanahnya, milik desa dan kami proses sesuai prosedur. Tapi asetnya milik Dinas Pendidikan Sleman,” ujarnya.

Namun, sampai dengan hari ini Dispetaru DIJ belum menerima berkas dari kabupaten Sleman untuk mengajukan relokasi. Proses relokasi juga perlu berkomunikasi dengan kalurahan setempat dan pihak yang dibutuhkan lahan yaitu dari Satuan Kerja Jalan Tol Jogja-Bawen. “Bangunan sampai sekarang masih utuh. Sampai hari ini kami belum ada berkas dari kabupaten Sleman mengajukan relokasi,” jelasnya.

Sementara, proses pembangunan trase jalan tol Jogja-Bawen wilayah DIJ tersebut sudah dimulai di beberapa titik. Pada prinsipnya tol Jogja-Bawen wilayah DIJ dinilai lebih siap dibandingkan tol Jogja-Bawen wilayah Jawa Tengah. “Sehingga membangunnya mulai Jogja-Bawen wilayah DIJ. Simpul-simpul yang sudah memiliki kapasitas untuk dimulai dulu, ya dimulai dulu,” tambahnya. (wia/din)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)