JOGJA – Pembangunan gedung baru dua sekolah terdampak proyek jalan tol Jogja-Bawen yaitu SDN 1 Banyurejo, Tempel dan SMPN 2, Tempel Sleman masih dalam tahap proses. Sebab, menunggu Dinas Pendidikan Sleman untuk memproses relokasi.
Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispetaru) Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) Krido Suprayitno mengatakan, aset kedua bangunan tersebut merupakan milik Dinas Pendidikan Sleman. Sehingga, sampai saat ini masih menunggu proses relokasinya. “Mereka masih memproses di mana lokasi yang akan dipilih,” kata Krido belum lama ini.
Krido menjelaskan pembangunan gedung baru ini juga berkaitan harus ada proses penggantian ganti untung yang membutuhkan lahan untuk pembangunan tol Jogja-Bawen di tanah kas desa (TKD) tersebut. Sebab, antara tanah dan bangunan berbeda. “Kalau tanahnya, milik desa dan kami proses sesuai prosedur. Tapi asetnya milik Dinas Pendidikan Sleman,” ujarnya.
Namun, sampai dengan hari ini Dispetaru DIJ belum menerima berkas dari kabupaten Sleman untuk mengajukan relokasi. Proses relokasi juga perlu berkomunikasi dengan kalurahan setempat dan pihak yang dibutuhkan lahan yaitu dari Satuan Kerja Jalan Tol Jogja-Bawen. “Bangunan sampai sekarang masih utuh. Sampai hari ini kami belum ada berkas dari kabupaten Sleman mengajukan relokasi,” jelasnya.
Sementara, proses pembangunan trase jalan tol Jogja-Bawen wilayah DIJ tersebut sudah dimulai di beberapa titik. Pada prinsipnya tol Jogja-Bawen wilayah DIJ dinilai lebih siap dibandingkan tol Jogja-Bawen wilayah Jawa Tengah. “Sehingga membangunnya mulai Jogja-Bawen wilayah DIJ. Simpul-simpul yang sudah memiliki kapasitas untuk dimulai dulu, ya dimulai dulu,” tambahnya. (wia/din)