Neutron Yogyakarta

Warga Bandung Menangi Lomba Logo HUT Kulonprogo Ke-71

Warga Bandung Menangi Lomba Logo HUT Kulonprogo Ke-71

KULONPROGO– Pemkab Kulonprogo siap menyambut Hari Jadi Ke-71 Kabupaten Kulonprogo yang jatuh pada tanggal 15 Oktober 2022 mendatang. Sejumlah persiapan sudah dilakukan, termasuk me-launching Logo Hari Jadi Ke-71 Kabupaten Kulonprogo di Dermaga Wisata Glagah, Kapanewon Temon, Kamis (15/9).

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekda Kulonprogo, Jazil Ambar Was’an mengatakan, Dinas Pariwisata dan Bagian Pemerintahan Setda Kulonprogo telah menggelar lomba Logo Hari Jadi untuk menggaungkan nama Kabupaten tepi barat DIJ ini ke seluruh Indonesia. “Melalui lomba ini kami ingin menumbuhkan kecintaan sekaligus memberikan ruang kreativitas publik secara luas, peserta lomba tidak hanya warga Kulonprogo,” katanya.

Juara 1 diraih Kusmaya, warga Kota Bandung, Jawa Barat dengan logo yang divisualisasikan membentuk sebuah panah sesuai tema Hari Jadi Ke-71 Kulonprogo yakni Bangkit Bersama, Ekonomi Tertata, Sejahtera Tercipta. Uraian makna logo tersebut lengkap dilampirkan peserta. Sesuai deskripsi, panah representasi dari tujuan dan arah yang jelas, perhitungan yang cermat, konsentrasi dan keterbukaan. “Warna hijau pada angka tujuh lambang kemakmuran, kesejahteraan dan rasa aman. Warna oranye pada angka satu melambangkan sikap optimis dalam meraih tujuan, semangat, percaya diri akan hasil baik yang bakal dicapai,” jelasnya.

Pj Bupati Kulonprogo Tri Saktiyana mengapresiasi panitia juri dan antusiasme peserta yang telah ikut Lomba Cipta Logo Hari Jadi Kulonprogo ke- 71 ini. Logo yang dihasilkan juga cukup merepresentasi semangat masyarakat dan semua unsur di Hari Jadi. Logo cukup simple namun memiliki makna kuat dan bagus. “Logo ini menjadi semangat kesatuan, panah siap melesat untuk kesejahteraan masyarakat Kulonprogo,” ucapnya.

PJj Sekda Kulonprogo, Bambang Tri Budi Harsono menambahkan, besar harapan Kulonprogo akan lebih maju, berkembang dan sejahtera. Mampu menangkap semua peluang dari proyek hadir di Bumi Binangun. “Ada bandara, bedah menoreh, kawasan industri, jalan tol semua merupakan daya ungkit pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Kulonprogo,” ucapnya.

Menurutnya, usia 71 tahun bukan umur yang sedikit, harus bisa menjadi media introspeksi dan evaluasi sehingga pemerintahan berjalan dengan baik dan mampu memberi kesejahteraan bagi masyarakat. Seluruh OPD harus bisa saling bersinergi memecahkan permasalahan khususnya dalam pengentasan kemiskinan. “Hari Jadi Ke-71 ini harus menjadi momentum untuk bangkit dari pandemi Covid-19. Roda perekonomian kembali berputar normal dan dirasakan seluruh masyarakat Kulonprogo,” ujarnya. (tom/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)