Neutron Yogyakarta

Harga Lebih Murah, Diserbu Warga

Harga Lebih Murah, Diserbu Warga

PURWOREJO – Pasar murah yang digelar Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Purworejo di halaman depan Gedung Dekranasda pada Jumat (16/9) ludes diserbu warga. Mereka sangat senang mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga lebih murah dari pasaran.

Adapun kebutuhan pangan yang dijual murah tersebut antara lain berupa telur, cabai keriting, cabai merah, gula pasir, dan beras. Yakni, dapat ditebus dengan harga terlur Rp 23 ribu per kilogram (kg), cabai keriting Rp 10 ribu per kg, cabai merah Rp 12 ribu per kg, gula pasir Rp 12.500 per kg, dan beras Rp 43 ribu per sak kemasan 5 kg.

Salah satu warga Purworejo Nur Hanifah, 33, mengaku senang merasakan adanya pasar murah tersebut. “Alhamdulillah ya, apalagi kebutuhan pokok sekarang mahal-mahal. Dengan adanya pasar murah ini sangat membantu, semoga ke depan akan ada terus seperti ini dengan stok yang lebih melimpah. Sehingga banyak yang kebagian,” ungkapnya Jumat (16/9).

Pasar murah tersebut dimulai pukul 08.00 dan sekitar pukul 09.30 sudah berakhir. Selain mengadakan pasar murah, juga dibagikan buah dan sayur gratis berupa pare, terong, jambu kristal, dan tomat yaitu produk-produk holtikultura yang mengalami penurunan harga. Pun, dibeli menggunakan anggaran dari Kementrian Pertanian yang diberikan kepada masyarakat non ASN secara gratis cukup menyerahkan fotokopi KTP.

Seperti diketahui, lima komoditas pangan tersebut di pasaran khususnya Kabupaten Purworejo masih labil. Awalnya, harga telur ayam juga tembus di Rp 31 ribu per kg yang membuat resah masyarakat terutama para ibu rumah tangga.

Salah satu pedagang kebutuhan pokok di Pasar Baledono Purworejo Rifai menyebutkan, saat ini harga telur sudah turun sekitar Rp 26 ribu per kg. Sementara, harga cabai keriting Rp 55 ribu per kg, cabai rawit Rp 60 ribu per kg, gula pasir Rp 13.500 ribu per kg, beras Rp 11 ribu sampai 12 ribu per kg. “Telur sudah mulai turun, sekarang yang tinggi cabai keriting dan rawit,” kata dia.

Kabid Pangan, DKPP Purworejo Tri Astuti menyebutkan, pasar murah tersebut untuk intervensi harga pangan yang tinggi meskipun saat ini sudah mulai stabil. Selain itu, sebagai upaya dalam menanggapi inflasi di Kabupaten Purworejo dengan melakukan operasi pasar bersama.

Dia menyebutkan, pihaknya menyediakan produk-produk yang mengalami inflasi dengan mengambil dari petani dan peternak langsung sehingga bisa memberikan harga yang lebih murah kepada masyarakat. Rencananya pasar murah tersebut akan digelar kembali setiap bulan hingga Desember 2022 mendatang. Untuk mengadakan pasar murah tersebut pihaknya menyediakan dua ton beras dan 200 kg gula pasir. “Cabai kami sediakan sebanyak 50 kg dan telur 200 kg. Untuk beras dan gula pasir kami menggandeng Bulog dalam penyediaannya,” sebut dia. (han/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version