Neutron Yogyakarta

20 Pelaku Budaya Ikut Pameran Seni Rupa FKY 2022 di TM 1

20 Pelaku Budaya Ikut  Pameran Seni Rupa  FKY 2022 di TM 1

 

JOGJA – Seni dan budaya pada dasarnya terikat. Lantaran seni merupakan media ungkap kebudayaan. Sementara budaya merupakan pengimanan terhadap alam. Budaya pun jadi laku hidup tempat lahirnya kesenian baru. Sehingga sinambung seni, budaya, dan alam tidak dapat dipisahkan karena saling menyatukan.

Kurator sekaligus Programer Seni Rupa Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) Prihatmoko Moki menyebut, tema besarnya kali ini Mengelola Air dan Tanah. “Tema besar ini kemudian menjalar ke semua program FKY, salah satunya di pameran ini,” lontarnya kepada Radar Jogja Senin (19/9).

Pameran digelar di Teras Malioboro (TM) I dengan menyuguhkan karya dari 20 pelaku budaya. Terdapat tiga hal yang melatarbelakangi eksplorasi air dan tanah dalam FKY. Pertama, peran penting air dan tanah bagi kehidupan. Kedua, keberadaan praktik dan subjeknya. Ketiga, kemunculan isu terkait air dan tanah di tahun lalu di Gunungkidul dan Kulonprogo yang mampu dikaji lebih dalam. “Jadi kami menyebutnya yang tampil bukan seniman. Karena mereka merekam suatu peristiwa yang berhubungan dengan alam dan kebudayaannya melalui visual,” ujarnya.

Diungkap Moki, salah satu karya seni rupa yang ditampilkan merupakan karya dari seorang juru kunci. “Ada gambar dua naga, yang menggambar bukan seniman. Tapi Juru Kunci Sendang Kemiri atau Tlogo Sogo dari Gunungkidul,” ungkapnya.

Pria 40 tahun juga menyebut Alodia Yap. Perupa kelahiran Salatiga, Jawa Tengah, itu menampilkan dua karyanya. Persinggungan dengan alam dituangkannya dalam lukisan seorang perempuan yang bermain-main dengan serangga.

“Setiap seniman yang kami pilih membicarakan tentang alam. Tentu saja hubungannya dengan air dan tanah. Tapi setiap seniman memiliki sudut pandang yang berbeda-beda. Misalnya Alodia menceritakan punahnya serangga. Itu tidak secara spesifik membicarakan tanah dan air, tapi ada hubungannya,” jabarnya.

Moki berharap, pengunjung yang menyempatkan mampir ke Pameran Seni Rupa FKY 2022 memperoleh inspirasi. Kemudian ikut mengimani alam, untuk secara sadar dijaga untuk lestari. “Diharapkan pengunjung bisa mencintai alam. Sama inspirasi, karya-karya ini ingin menginspirasi. Ketika melihat sebuah karya, kamu terinspirasi. Itu yang penting. Yang penting karya ini menginspirasi pengunjungnya,” tandas pengelola Krack Studio ini.

Salah seorang pengunjung yang hadir di pameran adalah Dini Lestari Wanti Dhana, 26. Mahasiswa S2 PAUD Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini mengaku kagum dengan karya yang ditampilkan dalam pameran. “Ini tuh lebih ke pengetahuan baru bagi umum untuk karya seni rupa. Tapi aku lihat karya menyinggung kembali menjaga alam dan lingkungan ya,” ujarnya.

Perantauan asli Medan, Sumatera Utara, ini merasa senang. Terlepas dari tema dan konsep ‘berat’ yang terpajang di pameran. Warna-warni pameran cukup menyegarkannya untuk sejenak lari dari rutinitas. “Ke sini jadi refresh, lupakan sejenak ya tesisnya,” katanya. (fat/laz)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)