GUNUNGKIDUL,– Komisi D DPRD Gunungkidul mempersoalkan pengenalan pembelajaran baca tulis hitung (calistung) untuk PAUD dan TK. Hal ini karena berpotensi membungkam masa keemasan atau golden period anak.
Anggota Komisi D DPRD Gunungkidul Ari Siswanto mengatakan, usia 0-5 tahun adalah fase vital anak dalam masa tumbuh kembang. Jika dikenalkan dengan pembelajaran calistung di usia tersebut, dikhawatirkan anak akan stres. “Anak usia dini itu generasi emas, yang harus dibuat senang. Jangan sampai stres karena calistung,” tegasnya Selasa (20/9).
Calistung, lanjutny, akan lebih optimal jika mulai dilaksanakan dari jenjang SD. “Idealnya pada masa keemasan anak-anak, diajari tentang penumbuhan budi pekerti,” ujarnya.
Dengan transfer nilai budi pekerti bersifat universal, diharapkan peserta didik dapat menghargai kehidupan orang lain. “Pembentukan karakter penting,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Gunungkidul Nunuk Setyowati mengungkapkan, program yang disebut bukanlah calistung. Namun pengenalan, untuk kesiapan anak bersekolah sesuai tahapan perkembangannya. “Anak-anak TK dikenalkan dengan huruf, dan angka-angka dengan cara bermain,” kata Nunuk.
Dia menjelaskan, pengenalan calistung yang diterapkan dilakukan dengan cara bermain. Bukan metode calistung seperti pendidikan SD. Calistung pendidikan PAUD dan TK, adalah membaca gambar, yang di bawahnya terdapat tulisan. Seperti mengenal angka, dengan metode gambar. Yakni gambar buah apel berjejer, dan terdapat tulisan angka di bawahnya. “Kita pengenalannya tetap konsep dulu,” ucapnya.
Selanjutnya ketika sudah kelas B, ada peningkatan pembelajaran pengenalan angka dan huruf. “Intinya anak jangan dipaksa baca tulis dan berhitung,” tandasnya. (gun/eno)