Neutron Yogyakarta
Untuk Bisa Dilanjutkan di Tingkat SMA

Tak Ada Jaminan Kelas Khusus Olahraga

Tak Ada Jaminan Kelas Khusus Olahraga

JOGJA, – Kelas Khusus Olahraga (KKO) menjadi kebanggaan SMP Negeri 13 Jogjakarta. Bahkan sekolah ini berhasil menetak dua pemain sepakbola yang turut berlaga raih Piala AFF U-16 2022. Namun, tidak ada jaminan bagi siswanya untuk bisa masuk SMA negeri atau melanjutkan KKO di tingkat menengah atas.

Kepala SMP Negeri 13 Jogjakarta Sudaryanto mengungkap, ada dua lulusan KKO sekolahnya yang memiliki prestasi terbaik. Mereka adalah Achmad Zidan Arrosyid dan Fadel Ahmad Arrafi. Zidan dan Fadel merupakan lulusan SMP Negeri 13 Jogjakarta angkatan 2022 yang turut membela Indonesia dalam AFF U-16 2022. Namun disayangkan, keduanya tidak melanjutkan KKO tingkat SMA. “Keduanya masuk ke SMA swasta. SMA-nya memang bagus, tapi sayang mereka tidak lanjut di KKO,” sebut Sudaryanto kepada Radar Jogja di kantornya Selasa (20/9).

Sudaryanto sebetulnya mengharapkan, KKO yang dibuka di sekolahnya dapat membuka akses siswa. Untuk melanjutkan KKO di tingkat SMA. Sehingga bibit unggul di bidang olahraga, dapat terus dikembangkan di Kota Pelajar. “Minimal SMA negeri di Kota Jogja, harapannya seperti itu,” ucapnya.

Selain Zidan dan Fadel, Sudaryanto membeberkan perolehan tiga medali emas yang diraih siswanya dalam Porda DIJ 2022. Dua orang siswa meraih medali emas di cabang olahraga (cabor) voli putri. Satu emas lagi dari cabor panahan. “Alhamdulillah, kemarin kami menurunkan tiga atlet dan ketiganya bawa pulang emas,” lontarnya.

Dipaparkan, SMP Negeri 13 memiliki empat rombel KKO. Masing-masing adalah dua rombel untuk kelas VII, satu di kelas VIII, dan satu di kelas IX. “Kalau cabornya banyak,” cetusnya.

Selain sepakbola, voli, dan panahan, ada bulutangkis, silat, taekwondo, karate, renang, senam, tenis lapangan, serta tenis meja.

Johan Pranawestu, Waka Kurikulum SMP N 13 Kota Jogja kembali menyinggung sulitnya siswa KKO kembali melanjutkan di jenjang SMA. Diungkap olehnya, SMA kini jadi kewenangan Pemprov DIJ. Sehingga Pemkot Jogja tidak dapat menghubungkan langsung siswanya ke KKO lanjutan. “Sekarang kami dilepas, nggak bisa akses di sana (SMA N 4 Jogjakarta yang memiliki KKO, Red),” ungkapnya.

Hal ini turut disesalkan oleh Johan. Mengingat hanya ada satu sekolah dengan KKO, di masing-masing tingkat SMP dan SMA di Kota Jogja.Namun, Johan berharap pertandingan olahraga semakin banyak. Agar siswanya dapat terus memanen sertifikat. Sehingga itu akan memudahkan siswanya meraih sekolah lanjutan terbaik. “Ya semoga makin banyak pertandingan lagi. Untuk dapat sertifikat biar bisa dimanfaatkan siswa kami melanjut ke jenjang lebih tinggi,” tandasnya. (fat/eno)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)