SLEMAN – Jembatan Prayan atau biasa dikenal Jembatan Merah di Kalurahan Condongcatur, Depok, terus dikebut. Pekerjaan jembatan seluas 22×9 meter dengan anggaran APBD senilai Rp 6,3 miliar ini sudah lebih dari 50 persen.
“Sampai September 75,35 persen,” ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Sleman Taupiq Wahyudi kemarin (22/9). Sejak mulai pembangunan akhir Juni 2022, tidak ada kendala khusus yang terjadi di lapangan.
Dipastikan proyek yang menghubungkan arus kendaraan dari Jalan Affandi Gejayan dan Jalan Tantular ini bisa rampung sebelum akhir tahun 2022. “Selesai 2022. Tidak ada kendala. Mudah-mudahan pertengahan Oktober nanti selesai,” jelasnya.
Jembatan Merah diharapkan dapat mengurai arus kemacetan di seputar Jalan Affandi. Sebelumnya, Jembatan Merah sempat mangkrak beberapa tahun. Setelah melalui serangkaian proses akhirnya diperbaiki, bahkan diperluas.
Saat pantauan Radar Jogja beberapa hari lalu, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo sempat melempar ide membuat taman di space kosong di seputar jembatan. Hal ini untuk menghijaukan sekaligus menambah estetika jembatan. “Hanya sebatas trotoarnya dulu. Rencana mau kolaborasi dengan dinas lingkungan hidup (DLH) untuk tamannya,” jelasnya.
Sementara itu, Reza, salah seorang mahasiswa kampus swasta di Jogjakarta mengaku tidak sabar menunggu Jembatan Merah rampung. Area itu menjadi jalan utama pulang pergi dari kos ke kampusnya di daerah Babarsari. “Dulu sempat ditutup lama. Lewat pertigaan itu macet, sekarang gak sabar lewat jembatan baru. Keburu lulus,” ujarnya. (lan/laz)