Neutron Yogyakarta

Temukan Miras dan Praktik Prostitusi

Satpol PP Gencarkan Operasi Pekat Tertibkan Masyarakat
Temukan Miras dan Praktik Prostitusi

PURWOREJO – Peredaran minuman keras (miras) dan praktik prostitusi masih ditemukan di Purworejo. Untuk itu, Satuan Polisi Pamung Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP Damkar) Purworejo gencarkan kegiatan operasi pekat (penyakit masyarakat).

Komandan Satpol PP dan Damkar Purworejo Haryono menyebutkan, pihaknya rutin melakukan kegiatan operasi pekat untuk menertibkan masyarakat. Operasi pekat yang baru-baru ini dilakukan yaitu di Desa Wirun dan di wilayah Gunung Tugel. “Operasi pekat di Desa Wirun tersebut untuk menindaklanjuti penyelidikan terkait dengan adanya indikasi penjualan miras dan ternyata ditemukan itu,” ujarnya Kamis (22/9).

Dari operasi tersebut berhasil mengamankan 140 botol miras dan mihol berbagai merek milik salah satu warga di Desa Wirun. Setelah mengamankan barang bukti miras tersebut kemudian dilakukan pemanggilan terhadap penyimpan miras untuk ditindaklanjuti.

Selain melakukan operasi miras di Wirun, juga dilakukan operasi di daerah Gunung Tugel, Kelurahan Kutoarjo. Seperti diketahui, sejak dulu wilayah tersebut sangat melekat dengan stigma negatif. Yakni, kerap digunakan sebagai praktik prostitusi.

Hasilnya, saat operasi, terdapat salah satu warung dengan musik yang sangat keras dan terdapat beberapa botol bekas miras yang sudah kosong. “Kemudian, dilakukan pembinaan di tempat kepada pemilik warung,” ujarnya.

Selanjutnya, dilakukan penyisiran ke kamar-kamar yang diduga digunakan untuk kegiatan prostitusi. “Ditemukan ada tujuh orang PSK, empat orang berhasil kabur dan tiga orang lainnya dilakukan pembinaan dan penindakan secara yustisi di kantor,” sebutnya.

Ternyata, ketiga PSK tersebut berasal dari luar kota yaitu Kebumen, Wonosobo, Purbalingga. Pihaknya kemudian melakukan koordinasi dengan dinas sosial dan kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan.

Untuk pembinaan, sesuai alamat KTP, PSK yang berasal dari Wonosobo dijemput oleh Dinsos Kabupaten Wonosobo. Sedang PSK yang berasal dari Purbalingga akan pulang sendiri Kabupaten Purbalingga, dan PSK yang berasal dari Kebumen yang sudah bertempat tinggal di Desa Bayem akan berdagang. “Mereka kami minta membuat surat pernyataan yang menyatakan bahwa tidak akan mengulangi pelanggaran yang sama di kemudian hari,” tandas dia. (han/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)