Neutron Yogyakarta
HUT ke-266 Kota Jogja Bertema Sulih Pulih Luwih

Pastikan Gregetnya Sentuh Seluruh Masyarakat

Pastikan Gregetnya Sentuh Seluruh Masyarakat

JOGJA– Kota Jogja segera merayakan hari jadi ke -266. Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja sudah mengagendakan sejumlah acara mulai 1 Oktober hingga 9 Oktober. Dengan mengusung tema Sulih Pulih Luwih, greget perayaan ini dipastikan menyentuh seluruh masyarakat.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Jogja Aman Yuriadijaya menyebut, ini adalah perayaan bagi seluruh masyarakat di Kota Jogja. Bukan semata-mata perayaan yang diselenggarakan oleh Pemkot Jogja. “Rangkaian acara HUT ini merupakan gambaran kolaborasi, dari berbagai aktivitas seluruh komponen masyarakat,’’ tegasnya dalam jumpa pers di Ruang Yudhistira, Kompleks Balai Kota Jogja Senin (26/9).

Aman menuturkan, peringatan tahun ini spesial. Lantaran menjadi ruang transisi kebangkitan dari pandemi Covid-19 menuju endemi. “Kami menginginkan semangat, yang menunjukkan tekad bersama bahwa HUT Jogja ke-266 adalah bagian dari situasi ingin bangkit. Kembali menuju situasi normal dan kondusif seperti sebelum pandemi,” cetusnya.

Semangat menuju pemulihan itu lantas diinterpretasikan sebagai tema perayaan, Sulih Pulih Luwih. Sebagai momentum menunjukkan tekad bersama, menyongsong situasi optimistis pasca pandemi Covid-19. “Rangkaian HUT ini juga menjadi bagian atmosfer kebangaan seluruh kompenen masyarakat. Maka event dibuat dalam rangkaian, agar atmosfer muncul dengan greget yang baik,” lontarnya.

Aman melanjutkan, greget HUT Jogja ke-266 menunjukkan kebersamaan. Lantaran perayaan yang digelar dalam bentuk rangkaian, turut melibatkan masyarakat. “Perayaan ini juga diharapkan bukan hanya gereget dari tekad masyarakat. Tapi kami ingin, ini juga jadi syiar. Terpublikasi dan tersampaikan pada skala lebih luas,” tandasnya.

Asisten Administrasi Umum Pemkot Jogja Kris Sarjono menambahkan, akan ada 14 acara yang digelar. Diawali dengan launching logo yang dilakukan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada 1 Oktober 2022. Launching logo akan dilakukan di Jakarta. Kebetulan DIJ jadi host Pesona Budaya Nusantara. Ini akan dihadiri masyarakat berskala nasional bahkan internasional, karena dihadiri duta dari negara sahabat. “Ini menunjukkan HUT Jogja ke-266 untuk lebih luas,” paparnya.

Selanjutnya rangkaian acara akan digelar di sejumlah lokasi. Puncak perayaan akan dilaksanakan pada 7 Oktober dengan gelaran Wayang Jogja Night Carnival (WJNC). “Ini melibatkan 14 kemantren. Setelah itu kami akan gelar beberapa acara lain sampai 9 Oktober,’’ ucapnya. (fat/din)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)