Neutron Yogyakarta

Waspadai Rip Current Pantai Selatan

Wistawan Diimbau Patuhi Aturan dan Tidak Ngeyel
Waspadai Rip Current Pantai Selatan

GUNUNGKIDUL – Pantai Selatan, termasuk yang berada di Kabupaten Gunungkidul masih menjadi primadona bagi wisatawan. Tapi pengunjung diminta meningkatkan kewaspadaan saat bermain di pantai. Salah satunya, ancaman rip current atau arus balik. Rip current adalah arus kuat dari air laut yang bergerak menjauh dari pantai.

Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul Surisdiyanto mengatakan, dalam beberapa bulan terakhir terjadi sejumlah kasus kecelakaan laut (lakalaut). Di antaranya bahkan ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Terbaru adalah tewasnya Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Samekto Wibowo, usai terseret ombak Pantai Pulang Sawal, Kabupaten Gunungkidul, pada Sabtu (24/9).”Kami meminta pengunjung agar mematuhi imbauan Tim SAR, baik secara langsung melalui pengeras suara,” kata Surisdiyanto Senin (26/8).

Wisatawan hendaknya juga memperhatikan rambu-rambu peringatan yang terpasang disejumlah titik. Tanda bahaya tersebut sengaja dipasang sebagai pengingat kepada pelancong agar lebih berhati-hati saat beraktivitas di sekitar pantai.  “Patuhi SAR yang bertugas, jika diingatkan ya dipatuhi. Seringkali pengunjung diingatkan malah tidak mau mendengar, dan memicu terjadinya kecelakaan laut,” ujarnya.

Dikatakan, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) atau situs cuaca disampaikan mengenai adanya potensi gelombang tinggi. Selain ancaman gelombang, wisatawan hendaknya mewaspadai bahaya rip current. “Rip current atau arus balik terkonsentrasi pada sebuah jalur sempit, memecah zona empasan gelombang hingga melewati batas zona gelombang pecah,” ungkapnya.

Dibanding dengan bentang pantai di daerah lain, arus baliknya cukup berbahaya karena Pantai Selatan wilayah Gunungkidul terdiri dari batu karang. Rip current terbentuk akibat arus datang tegak lurus garis pantai dan menemui garis pantai yang melengkung. Biasanya, arus ini dapat menyeret seseorang yang sedang berenang di pantai.

Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul Marjono mengaku telah menyiagakan puluhan petugas. Mereka memberikan imbauan kepada pengunjung supaya menjauhi potensi bahaya. Hanya diakui, tak semua patuh sehingga memicu kejadian lakalaut.”Kadang wisatawan ketika diingatkan jawabannya unik. Berkunjung ke pantai untuk bermain air mosok gak boleh,” kata Marjono menirukan ucapan wisatawan. (gun/din)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version