Neutron Yogyakarta
Bebaskan Sejumlah Lahan untuk Relokasi PKL TM 2

Pemprov DIJ Mulai Persiapan Bangun JPG

Pemprov DIJ  Mulai Persiapan  Bangun JPG

JOGJA – Sejumlah persiapan dilakukan menjelang rencana pembangunan Jogja Planning Gallery (JPG) di kawasan Malioboro. Termasuk salah satunya pembebasan lahan untuk relokasi PKL Teras Malioboro (TM) 2. Sebab, JPG bakal dibangun di lahan itu.

Sekprov DIJ Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, persiapan demi persiapan dilakukan untuk rencana pembangunan JPG. JPG akan berdiri di lahan yang ditempati TM 2 dan gedung DPRD DIJ di Jalan Malioboro. “Tapi pembangunan fisiknya belum dalam waktu dekat ini. Kemungkinan baru akan dimulai setelah 2024,” katanya.

Aji menjelaskan, belum ada perencanaan yang lebih detail terkait dengan JPG, termasuk kemungkinan terhubung dengan Malioboro Mall dan Hotel Ibis. Mengingat saat ini JPG baru selesai di tahapan sayembara desain. “Tahap selanjutnya adalah pembuatan master plan dan detail engineering design (DED),” ujarnya.

Rencananya, keberadaan JPG nanti akan menjadi pusat kebudayaan di kawasan Malioboro. Dalam bangunan JPG itu nantinya menyajikan berbagai konsep Jogja di masa lalu, masa kini, dan masa depan. Beberapa skenario pun disiapkan agar tidak ada pihak yang dirugikan, terutama yang berkaitan dengan pemindahan gedung DPRD DIJ dan PKL di TM  2.

“Saat ini pemprov mulai membebaskan sejumlah lahan yang bersebalahan dengan TM 1. Nanti untuk pemindahan PKL yang di TM 2,” jelas mantan kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIJ ini.  Sebab rencana pembangunan fisik JPG akan diprioritaskan lebih awal di lahan yang saat ini dipakai berjualan PKL TM 2.

Setelah sisi utara selesai, baru beralih ke sisi selatan. Meski begitu, untuk lobi dan ruang rapat paripurna (rapur) gedung DPRD DIJ akan tetap dipertahankan karena termasuk cagar budaya. “Tentu sebelum hal itu dilakukan, harus dipastikan PKL yang ada di TM 2 sudah dipindahkan ke tempat yang lebih baik,” jelasnya.

Termasuk dimungkinkan mereka direlokasi ke sekitar TM 1. Maka pada prinsipnya setelah dibebaskan lahan dan dilakukan proses DED, kemudian dibangun tempat untuk PKL yang lebih layak dibanding di lahan TM 2. Demikian pula bangunan untuk menampung PKL dari TM2 ini, rencananya terkoneksi dengan lahan parkir Beskalan.

“Kalau ditanya kapan pelaksanaannya, saya belum bisa banyak berkomentar, karena proses masih terus dipersiapkan. Jadi kemungkinan masih lama,” tambah Baskara.

Kendati demikian, lanjutnya, semua sifatnya masih rencana, sehingga belum final. Dikatakan, bisa jadi tempat untuk PKL TM 2 akan melihat perkembangan di tempat lain. Namun yang jelas masih di sekitar Malioboro.

“Semua itu tetap dilakukan secara cermat dan matang, sehingga saat nanti para PKL di TM 2 harus pindah, mereka bisa tetap merasa nyaman dan tidak sampai dirugikan,” tambah Baskara. (wia/laz)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)