Neutron Yogyakarta

Pembangunan Jogja Planning Gallery Tunggu Desain Beres

Konsep Pemenang Sayembara Tak Serta Merta Digunakan
Pembangunan Jogja Planning Gallery Tunggu Desain Beres

JOGJA – Tahap pembangunan fisik Jogja Planning Gallery (JPG) masih menunggu pematangan konsep desain yang akan dipakai. Sebab, gambaran desain dari pemenang sayembara tidak serta merta diaplikasikan. Karena harus melalui pengolahan terlebih dahulu agar hasilnya maksimal.

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) Dian Lakshmi Pratiwi mengatakan, sesuai arahan Gubernur DIJ Sultan Hamengku Buwono X, pembangunan JPG tidak boleh dimulai jika konsep desain belum fix. Maka sampai saat ini masih dipersiapkan terkait dengan desain bangunannya. “Sehingga dalamnya ini juga sudah disiapkan, nanti fisik terbangun,” katanya ditemui di Museum Sonobudoyo Rabu (28/9).

Dian menjelaskan persiapan dari sisi substansi telah diselesaikan, utamanya pada tahap pemenang sayembara desain JPG. Namun, tak serta merta desain dari pemenang ini bisa langsung digunakan. Sesuai kesepakatan sebelumnya, desain yang akan dipakai jadi bagian dari pengolahan. Pengolahan ini yang akan dilakukan di Pemprov DIJ khususnya oleh Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP-ESDM) DIJ. “Jadi tidak kemudian juara satu langsung dipakai. Ada tahapan tata kalanya sekitar 2024/2025. Maka begitu fisik selesai, interior di dalamnya selesai, termasuk substansi bagian yang paling penting,” ujarnya.

Pada dasarnya JPG nantinya merupakan salah satu tempat yang akan menjadi pusat kebudayaan di kawasan Malioboro. Di dalam bangunan JPG tersebut nantinya akan menyajikan berbagai konsep dan informasi Jogja di masa lalu, masa kini, dan masa depan. “Kita bisa mendapatkan informasi dari JPG ini. Memang itu agak berat dan harus benar-benar dipersiapkan konsepnya,” jelasnya.

Ditanya soal target pembangunan, Dian tak bisa menjawab pasti. “Maaf karena saya nggak pegang itu, itu ada urutan-urutannya,” tambahnya.

Sekretaris Provinsi (Sekprov) DIJ Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, rencana pembangunan fisik JPG akan diprioritaskan lebih awal di lahan yang saat ini dipakai berjualan PKL Teras Malioboro (TM) 2. Setelah sisi utara selesai, baru beralih ke sisi selatan. Tahap demi tahap dilakukan termasuk pemindahan PKL TM 2 dan Gedung DPRD DIJ. Meski begitu untuk lobi dan ruang rapat paripurna Gedung DPRD DIJ akan tetap dipertahankan karena termasuk cagar budaya. Sebelum pembangunan, PKL TM 2 akan dipastikan dipindahkan ke tempat yang lebih baik agar merasa nyaman dan tidak sampai dirugikan. Pemprov DIJ saat ini mulai membebaskan sejumlah lahan di sekitar TM 1 untuk ditempati PKL TM 2. (wia/din)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version