Neutron Yogyakarta

Kenalkan Mitigasi Bencana sejak Usia Dini,

UKM Madawirna UNY Menggelar Simulasi Kebencanaan
Kenalkan Mitigasi Bencana sejak Usia Dini,

SLEMAN – Kamis (29/9) lalu, puluhan siswa SDN Glagaharjo, Tegal Gading, Cangkringan, Sleman mendapatkan pelatihan penanganan kebencanaan, Kamis (29/9). Mereka mengikuti simulasi kebencanaan yang digelar oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Hari itu, puluhan siswa SDN Glagaharjo secara beriringan keluar dari ruangan kelas. Mereka berlarian menyelamatkan diri menuju halaman sekolah, mengamankan diri untuk menghindari bangunan. Tapi itu hanya simulasi. Bukan kejadian yang sesungguhnya.

Ketua UKM Madawirna UNY Hasib Aldhian menjelaskan, kegiatan ini merupakan sosialisasi mengenalkan mitigasi kebencanaan sejak dini kepada anak-anak. Mereka dikenalkan mitigasi gempa bumi dan jika Gunung Merapi meletus.

Menurutnya, anak-anak menjadi salah satu kelompok rentan saat terjadi bencana alam. Dengan sosialisasi dilanjutkan dengan simulasi ini, diharapkan anak-anak dapat menerapkan pelatihan mitigasi ini dalam praktik nyata saat terjadi bencana alam.  “Apa yang harus dilakukan dan bagaimana mengamankan diri, adik-adik perlu dipahamkan sejak dini,” ungkap Hasib.

Simulasi ini, kata dia dikhususkan untuk mitigasi gempa bumi. Dalam menghadapi gempa bumi, disebutkan langkah utama menyelamatkan diri mencari tanah lapang. Menghindari bangunan yang dapat berpotensi roboh.

Saat terjebak di dalam ruangan, siswa dapat mencari tempat persebunyian. Misalnya di kolong meja ataupun lemari yang kuat. Serta menjauhi benda yang mudah jatuh dan pecah.

Selain simulasi gempa bumi. Siswa juga diberikan pembelajaran eksperimen sederhana gunung meletus. Adapun bahan yang digunakan yaitu, botol, kertas pembungkus makanan, nampan, selotip, baking soda atau soda kue, cuka dan pewarna makanan merah.

Caranya, kertas dibentuk kerucut. Bagian ujung kertas diberi lubang. Letakkan botol dalam kertas kerucut, yang telah diberi soda kur, pewarna makanan yang dicampur dengan air cuka. Tak selang lama, maka terjadi reaksi kimia, cairan merah menyembur dari dalam botol. Sehingga memberikan kesan nyata bencana gunung merapi.

Anggota UKM Madawirna Kukuh Aprilianto menambahkan, sosialisasi ini kali pertama di gelar. Selain di SD Negeri Glagaharjo,  juga digelar di SD Balerante, Kemalang, Klaten.“Di SD Balerante tidak mendapatkan simulasi bencana gempa bumi, namun langsung dilanjutkan dengan simulasi bencana gunung meletus,” tuturnya.

Kukuh berharap setelah sosialisasi mitigasi bencana ini dapat meningkatkan kesadaran  siswa sekolah dasar yang berada di sekitar lereng Gunung Merapi untuk tetap waspada dalam menghadapi potensi bencana seperti bencana gempa bumi, gunung meletus, dan bencana alam lainnya. “Apalagi wilayah ini kawasan rawan bencana,” tandasnya.(din)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)