Neutron Yogyakarta
Pilih di Pedestrian Malioboro, Rangkaian HUT Ke-266 Jogja

Flashmob Dalang Cilik Kenalkan Wayang ke Dunia

Flashmob Dalang Cilik Kenalkan Wayang ke Dunia

 

 

JOGJA – Puluhan anak memakai beskap dan peranakan gaya Jogjakarta duduk berderet di pedestrian Malioboro. Gatotkaca serentak mereka diacungkan ke udara saat mendengar lantunan gending terputar di radio. Gerak demi gerak pun mengalun, menyongsong wayang pada genggaman para dalang cilik yang terayun berbarengan.

Giat yang dilakukan para dalang cilik ini merupakan flashmob. Terselenggara sebagai rangkaian kegiatan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-266 Jogja. Acara ini juga sekaligus menjadi objek bagi fotografer peserta lomba yang digelar Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Jogja.

Salah satu dalang cilik yang turut berpartisipasi dalam flashmob adalah Nurwaskito Cahyo Darmawan. Mengenakan beskap dengan motif bunga perpaduan warna kuning dan hitam, siswa SD Kumendaman ini mengaku senang turut berkontribusi memeriahkan hari jadi Kota Pelajar. “Awalnya tahu dari taman, terus tertarik ikut,” lontarnya kepada Radar Jogja Selasa (4/10).

Anak usia 11 tahun yang kini duduk di kelas VI itu mengaku telah mempersiapkan diri sejak dua hari lalu. Dalam menghafal gerakan flashmob dan kostum yang akan dikenakannya. “Hari ini juga bawa wayang Gatotkaca, ini tokoh yang saya gemari,” ucapnya.

Cahyo berharap, kegiatan yang diikutinya dapat memperkenalkan wayang secara lebih luas. Lantaran Malioboro, tempatnya menampilkan flashmob, merupakan destinasi wisata yang tersohor. Pelancong yang datang ke Malioboro pun bukan hanya berasal dari dalam negeri, tapi juga luar negeri. “Harapannya, wayang makin dikenal warga dunia, banyak turis dari mana-mana,” cetusnya.

Senada, Revalino Kenzi Wardani pun mengaku senang ikut flashmob. Siswa kelas VI SD Banyubening 3 ini mengaku baru kali pertama mendalang. “Pertama tahu dari orang tua, terus ikut daftar,” ucap anak usia 11 tahun itu.

Sementara Muhammad Ali Nurdin al Quraisy mengetahui informasi flashmob dari sanggarnya. Siswa SMKI Jogjakarta ini memang menekuni pedalangan. Dia bahkan aktif membagikan aktivitasnya mendalang melalui kanal Youtube. Sehingga tertarik untuk melibatkan diri dalam kegiatan peringatan HUT Jogja kali ini. “Senang bisa mengambil bagian,” cetus remaja 15 tahun yang akrab disapa Reza ini.

Kepala Kundha Kabudayan Kota Jogja Yetti Martanti menjelaskan, flashmob sejatinya diikuti 100 dalang cilik. Masing-masing 50 dalang cilik tampil di sore dan malam hari dalam wadah besar Rumaket. Akronim dari Ruang Masyarakat Ketemu 2022. “Rumaket ini merupakan salah satu pengisi rangkaian dari HUT ke-266 Jogja,” tandasnya. (*/fat/laz)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)