Neutron Yogyakarta
Sekati ing Mall dalam Rangka HUT ke- 266 Kota Jogja

Beri Ruang Pamer dan Pembinaan Pemasaran Digital

Beri Ruang Pamer dan Pembinaan Pemasaran Digital

JOGJA – Para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menilai, ajang pameran adalah strategi andal dalam pemasaran. Menyikapi itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja beri ruang bagi pelaku UMKM untuk tampil dalam Sekati ing Mall. Dalam rangkai kegiatan dari Hari Ulang Tahun (HUT) ke-266 Kota Jogja, pelaku UMKM diberi pelatihan untuk mulai menjejaki pemasaran digital.

Sekretariat Dinas Perindustrian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (DPKUKM) Kota Jogja Ary Iryawan mengatakan, Sekati ing Mall 2022 merupakan gelaran yang kedua kalinya. Tahun ini dibuka selama lima hari yang dimulai sejak Rabu (5/10). “Ini akan berlangsung sampai Senin (10/10),” paparnya kemarin.

Tahun ini, Sekati ing Mall digelar pada tiga titik, yakni Malioboro Mall, Galeria Mall, dan Lippo Jogjakarta. “Sekaten biasanya di Alun-alun, sekarang tidak ada lagi tempat. Maka kami tarik ke mall, karena pasti pengunjungnya banyak. Sehingga diharapkan ada transaksi,” lontarnya.

Ary pun menyatakan, Sekati ing Mall juga bertujuan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi pelaku UMKM di Kota Gudeg. Lantaran selama dua tahun pandemi Covid-19, geliat UMKM terpuruk. “Banyak pelaku UMKM, produksi tetap, tapi pemasaran terhambat,” bebernya.

Oleh sebab itu, DPKUKM Kota Jogja juga memberikan pembinaan terhadap pelaku UMKM. “Kami melakukan pembinaan dan pemasaran dengan pameran. Tapi mengajak pula (pelaku UMKM, Red) melakukan digitalisasi pemasaran,” tegasnya.

Salah satu pelaku UMKM yang turut pameran di Malioboro Mall adalah Himawati Hanarsih. Perempuan 59 tahun ini menjual produk utama berupa ecoprint. Tidak hanya dijual dalam bentuk kain, ecoprint pun diterapkan pada kerajinan lain. Antara lain tipo, tas, mukena, dan pasmina. “Produk yang saya jual mulai dari Rp 350 ribu sampai Rp 1 juta,” paparnya.

Himawati juga menerapkan ecoprint pada tumbler dan mug. Dia menyebut, itu merupakan penerapan pertama ecoprint pada produk non-kain. “Tekniknya sama, tapi mengukusannya saja yang berbeda,” ungkapnya.

Produk karya Himawati sedianya telah dipasarkan ke seluruh Indonesia. Sebab dia mulai beranjak untuk mengembangkan pemasaran digital. “Bisa dicari di Google, Batik DR Yogya,” cetusnya.

Himawati mengaku senang dan bangga bisa tampil dalam pameran Sekati ing Mall. Lantaran dia terwadahi untuk memasarkan produknya secara lebih luas. Mengingat Malioboro Mall merupakan salah satu destinasi wisata tersohor di Kota Pelajar. “Semoga HUT ke- 266 Kota Jogja membawa UMKM untuk lebih maju dan bersatu, untuk lebih dikenal,” ucapnya. (fat/din)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version