JOGJA – Salah satu industri kuliner yang mulai dilirik adalah kopi. Olahan dan sajiannya digemari oleh anak muda. Beberapa tahun belakangan, bahkan kopo telah jadi lifestyle. Kehadiran kedai kopi pun mulai menjamur di Kota Jogja.
Kepala UPT Balai Layanan Bisnis UMKM DIJ, Hellen Phornica mengatakan, semula, kopi hanya biasa dinikmati pada waktu pagi. Tapi kini telah bertransformasi menjadi life style khususnya anak-anak muda, tak terkecuali masyarakat Jogjakarta. “Sehingga tidak heran lagi jika banyak coffee shop atau kedai kopi yang sangat dengan mudah dijumpai di Kota Pelajar ini,” paparnya pada Radar Jogja Rabu (5/10).
Tidak hanya mengandalkan cita rasa kopi, kedai-kedai kini pun mulai membuat beragam varian sajian kopi. Seiring dengan berkembangnya tren penggunaan sosial media, coffee shop saling beradu membuat semenarik mungkin tampilan interior. “Untuk meramaikan tempat coffee shop mereka,” cetusnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Jogja Wahyu Hendratmoko pun menilai bahwa kedai kopi miliki potensi wisata. Lantaran kebutuhan akan kopi, sudah menjadi lifestyle di Kota Gudeg. “Dalam HUT Jogja ke-266 kami juga perhatikan ini,” lontarnya.
Wahyu mencatat ada sekitar 400 pengusaha kedai kopi di Kota Jogja. Oleh sebab itu, beragam kuliner unggulan di Kota Pelajar diwadahinya untuk turut meramaikan HUT Jogja ke-266. “Beragam genre ditampilkan, salah satunya adalah kuliner. Pecinta kopi juga akan kami manjakan dengan event-event yang akan kami gelar,” ucapnya.
Sementara salah seorang mahasiswa, Umar mengaku kopi jadi kebutuhan wajibnya. Kopi mendukung dalam memacu kreativitasnya. Lantaran mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini kerap begadang dan tidur larut. “Jadi buat obat ngantuk,” ungkapnya.
Selain itu menurutnya, kopi juga menjadi wadah keakraban. Umar kerap membagi secangkir kopi yang dipesannya, untuk diminum bersama teman-temannya kala berdiskusi. “Makanya kedai kopi jadi salah satu tempat asik sih buat diskusi,” tandasnya. (fat/pra)