Neutron Yogyakarta
WJNC sebagai Puncak HUT Kota Jogja ke-266

Kearifan Lokal di Tengah Kemajuan Jogja

Kearifan Lokal di Tengah Kemajuan Jogja

JOGJA – Ribuan orang berjejal di area sekitar jalan Sudirman-Tugu Jogja-jalan Margo Utomo-Gowongan. Mereka antusias menyaksikan Wayang Jogja Night Carnival (WJCN). Mengusung tajuk Lokananta Arjuna Anugraha, gelaran ini jadi puncak perayaan HUT Kota Jogja ke-266.

Penjabat (Pj) Wali Kota Jogja Sumadi berharap gelaran ini jadi daya tarik wisata. Sehingga dapat memperpanjang masa tinggal wisatawan di Kota Istimewa. Oleh sebab itu, Sumadi mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada segenap pihak yang terlibat dalam mendukung kesuksesan WJNC. “Mulai dari masyarakat, dunia usaha, dunia pendidikan, maupun lembaga pemerintah yang telah mendukung dan berpartisipasi aktif,” ujarnya dalam sambutan Jumat tadi malam (7/10).

Dijelaskan, WJCN merupakan salah satu wujud kearifan lokal. Kehadirannya memberi warna tersendiri bagi keberlanjutan Kota. Seiring dengan Jogjakarta terus tumbuh dan berkembang pesat. “Ini menggambarkan semangat gotong-royong, saling tegur, saling sapa, serta saling membantu dalam membangun kampung di masyarakat,” ucapnya.

Dalam HUT ke-266, Pemkot Jogja mengusung tajuk besar Sulih, Pulih, Luwih. Melalui segoro marto akronim semangat gotong-royong agawe majuning Ngayogyokarto, Sumadi berharap semangat warga Jogja. Dalam menyongsong harapan ke depan mewujudkan masyarakat yang sejahtera, makmur, aman, nyaman, dan istimewa. “Selanjutnya melihat perkembangan Kota Jogja dari masa ke masa. Ada harapan besar agar kota ini menjadi semakin nyaman, sehingga warganya pun dapat terus produktif,” cetusnya.

Dijabarkan Sumadi sulih berarti kemauan untuk senantiasa bergerak beradaptasi dengan perubahan jaman. Pulih bermakna tekad untuk bangkit kembali menjawab segala tantangan ke depan. Luwih artinya keinginan untuk selalu menjadi lebih baik di masa mendatang.

“Jogja selalu berbenah, seiring dengan perkembangan zaman. Kebutuhan untuk selalu meningkatkan layanan publik kepada masyarakat serta juga mempertahankan daya saing daerah menuntut Kota Jogja untuk terus menata diri. Menjadikan Jogja sebagai kota terbaik di Nusantara,” tandasnya.

Wakil Gubernur Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ), Paku Alam X mengapresiasi penyelenggaraan WJNC. Dia juga mengucapkan selamat atas HUT Kota Jogja ke-266. “Selamat pada seluruh jajaran Pemkot Jogja dan masyarakat,” sebutnya.

Diharapkan, perayaan HUT Kota Jogja ke-266 dapat jadi memontum dalam menyongsong Kota Gudeg ini semakin maju. “Semoga Kota Jogja semakin maju dan pelaksanaan ini diharapkan dapat menumbuhkembangkan ekonomi kreatif,” ucapnya. (fat/bah)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)