Neutron Yogyakarta

Potensi Banjir dan Longsor Ancam 11 Kapanewon

Potensi Banjir dan Longsor Ancam 11 Kapanewon

BANTUL – Mulai tingginya intensitas hujan seperti saat ini, turut meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi di Kabupaten Bantul. Setidaknya ada 11 kapanewon yang berpotensi tinggi terjadi banjir dan longsor.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Agus Yuli Herwanta mengatakan, ada delapan wilayah yang memiliki tingkat ancaman tinggi terhadap bencana banjir. Yakni  Kapanewon Bantul, Kretek, Pleret, Pundong, Piyungan, Jetis, dan Imogiri.

Sementara untuk wilayah dengan tingkat ancaman tinggi bencana tanah longsor tersebar di tiga wilayah. Mayoritas merupakan wilayah dengan kontur tanah perbukitan. Yakni Kapanewon Pundong, Imogiri, dan Piyungan. “Selain ancaman banjir dan longsor, potensi bencana hidrometeorologi juga bisa berbentuk angin kencang dan pohon tumbang,” ujar Agus saat dikonfirmasi Jumat(7/10).

Untuk menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, lanjut Agus, saat ini BPBD Bantul telah memiliki pos soiaga darurat yang tersebar di 30 kalurahan pada 17 kapanewon. Rinciannya, di Kapanewon Piyungan berada di Srimartani dan Srimulyo, Kapanewon Imogiri di Wukirsari, Selopamioro, Seloharjo, Sriharjo, Girirejo, Imogiri, Karangtalun, dan Karangtengah. Sedangkan Kapanewon Banguntapan ada di Kalurahan Banguntapan, Kapanewon Pleret di Wonolelo dan Pleret, serta Kapanewon Pundong di Srihardono.

Kemudian untuk Kapanewon Bambanglipuro ada di Sumbermulyo dan Sidomulyo, Kapanewon Kretek di Parangtritis, dan Kapanewon Sanden di Srigading. Ada pula di Kapanewon Srandakan di Poncosari, Kapanewon Pandak di Wijirejo, Kapanewon Bantul di Trirenggo, dan Kapanewon Sedayu di Argosari. Sementara Kapanewon Kasihan di Tirtonirmolo dan Bangunjiwo, Kapanewon Sewon di Bangunharjo, Kapanewon Jetis di Trimulyo, serta Kapanewon Pajangan di Guwosari. “Lokasi pos secara keseluruhan berada pada kantor desa masing-masing,” beber Agus.

Untuk dukungan sumber daya manusia dan relawan, ada 180 personel dari BPBD Bantul. Rinciannya 50 personel karyawan BPBD, 14 personel satgas pusdalops, 16 personel tim reaksi cepat (TRC) dan 100 personel satgas penanggulangan bahaya kebakaran (PBK).

BPBD juga dibantu unsur-unsur masyarakat. Seperti dari 75 forum pengurangan risiko bencana (FPRB) dan 29 komunitas relawan kebencanaan di Bantul. Serta juga dukungan personel dan armada dari aparat TNI dan Polri. “Selain itu kami juga mendapat dukungan sarana dan prasarana dari berbagai instansi di Pemkab Bantul,” sambungnya.

Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Bantul Wildan Nafis meminta agar pemerintah setempat melakukan revitalisasi saluran irigasi menjelang musim penghujan seperti saat ini. Menurutnya itu penting dilakukan agar tidak ada bencana genangan air pada lahan pertanian maupun jalan-jalan desa.

“Kami mendorong Pemkab Bantul agar melakukan revitalisasi atau memperbaiki irigasi untuk meminimalisir dampak genangan air,” ucap Wildan. (inu/eno)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)