KEBUMEN – Fenomena tanah bergerak terjadi di pemukiman padat penduduk di Padukuhan Rawabayem, Desa Plumbon, Karangsambung. Akibatnya 77 rumah atau kepala keluarga di dua RT terpaksa harus mengungsi sementara ke tempat lebih aman.
Bako Humas BPBD Kebumen Heri Purwoto menyampaikan, peristiwa tanah bergerak terjadi sekitar pukul 21.00 WIB di RT 01 dan 02 desa setempat pada Sabtu (8/10). Kondisi ini dipicu akibat hujan deras yang mengguyur tanpa henti beberapa jam sebelum kejadian. “Sebagian rumah sudah di kosongkan mengungsi ke tempat lebih aman,” ucapnya, Senin (10/10).
Heri menjelaskan, atas kondisi tersebut sejumlah bangunan milik warga mengalami retakan pada bagian teras, tembok dan pondasi rumah. Lebar retakan, kata Heri, cukup bervariatif mulai 10 cm sampai satu meter. Sampai sekarang petugas lapangan masih melakukan pemantauan dan asesmen di lokasi bencana. “Mengalami retak dan bergeser bergerak. Di RT 01 ada 22 KK terdampak dan RT 02 ada 55 KK,” ucapnya.
Saat ini, situasi di lokasi belum dinyatakan kondusif mengingat curah hujan masih cukup tinggi sehingga struktur tanah cukup labil. Para warga pun diimbau tidak melakukan aktivitas di sekitar lokasi sebagai bentuk antisipasi retakan tanah yang terus meluas. “Sementara anggota keluarga di rumah berpotensi ambruk diungsikan ke rumah kerabat,” tuturnya.
Petugas gabungan bersama warga sudah melakukan penanganan sementara. Yakni dengan melakukan pembersihan saluran air serta penebangan pohon besar yang berpotensi roboh terbawa pergeseran tanah. “Penanganan pertama mengadakan kerja bakti. Termasuk penebangan pohon besar khawatir ikut kena longsor,” sambungnya.
Terpisah, Wakil Ketua Komisi B DPRD Kebumen Wahid Mulyadi meminta instansi terkait segera menentukan langkah cepat agar warga terhindar dari ancaman tanah bergerak. Ia pun meminta kepada warga untuk tetap memperhatikan imbauan dari pemerintah. “Tentu kami tidak ingin ada korban jiwa. Maka penanganan cepat dan tepat perlu dilakukan,” ucapnya.
Mulyadi menegaskan, perlu adanya bentuk penanganan antisipasi secara komprehensif. Terlebih wilayah pegunungan khususnya di bagian utara Kebumen itu masuk zona merah peta kerawanan bencana banjir dan longsor. “Katakanlah alat deteksi longsor. Nah ini perlu dipasang merata di titik rawan. Supaya ada bentuk kesiapan warga,” paparnya. (fid/pra)