Neutron Yogyakarta

Mayat Hanyut di Parit, Diduga Sudah Meninggal Tiga Hari

Mayat Hanyut di Parit, Diduga Sudah Meninggal Tiga Hari

SLEMAN -Sesosok mayat pria tak dikenal ditemukan hanyut di sebuah parit Padukuhan Depok, RT 2 RW 30 Ambarketawang, Gamping Minggu malam (9/10). Belum diketahui pasti penyebab korban tersebut meninggal dunia.

Mayat pertama kali ditemukan Tulasno, 42, warga Pandak, Bantul, sekitar pukul 19.50. Pada saat Tulasno sedang beristirahat di atas jembatan aliran irigasi. Tepatnya, dekat dengan pusat oleh-oleh Ambarketawang.

Tiba-tiba melintas sesosok mayat hanyut di saluran air yang mengarah ke selatan. Lantas Tulasno memberitahukan kepada satpam di dekat lokasi. Saat ditelusuri ke arah selatan, mayat tersebut dalam kondisi terapung dan tersangkut oleh ranting pohon. Menggenakan celana warna hitam dan baju koko warna maroon. “Kemudian warga melaporkan ke Polsek Gamping, kami menghubungi SPKT Polresta Sleman, PMI, dan puskesmas setempat dan segera mendatangi, melakukan olah TKP,” ungkap Kapolsek Gamping Kompol B Muryanto Senin (10/10).

Saat ditemukan, korban tanpa identitas. Identitas baru diketahui pada pukul 11.00, kemarin. Bernama Zaeni, 62, warga Semarang.Pascawarga menemukan terpisah tas selempang hitam berisi identitas korban. “Korban diduga meninggal kurang lebih tiga hari. Setelah dilakukan identifikasi, tidak ditemukan bekas luka penganiayaan. Berikutnya, korban dibawa ke RS Dr Sardjito,” tuturnya.

Hingga kemarin siang, polsek masih berupaya menghubungi keluarga korban. “Kami juga masih melakukan lidik atas kasus ini,” tandasnya. (mel/eno)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)