Neutron Yogyakarta

Dalami Kekerasan Seksual Antarmahasiswa

Fisipol Beri Pendampingan terhadap Korban
Dalami Kekerasan Seksual Antarmahasiswa

SLEMAN – Kekerasan seksual antarmahasiswa terjadi di Universitas Gadjah Mada (UGM). Diduga kekerasan dilakukan oleh mahasiswa program studi hubungan internasional (HI). Saat ini laporan kekerasan telah masuk di lembaga penanganan resmi fakultas ilmu sosial dan politik (Fisipol) Crisis Center.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Pengabdian kepada Masyarakat dan Alumni Arie Sujito  mengatakan, dugaan kekerasan saat ini tengah ditangani fakultas. Kemudian universitas juga melakukan pendampingan. Kepada terduga pelaku akan diberikan  otoritas untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Universitas memiliki prinsip untuk menjaga nilai-nilai kemanusiaan.

Punishment terhadap pelaku, diberikan berdasarkan gradasi kesalahan. Tetapi yang perlu ditekankan, orang juga harus dididik untuk bisa berubah. Karena tugas pendidikan bukan seperti sekadar menghukum. Tetapi misi besarnya untuk melakukan pemulihan. Membangun kesadaran, menurutnya, menjadi point penting.

“Ini era di mana keterbukaan orang juga harus ada edukasi ke publik. Kapan ini perlu dicegah tidak harus menunggu kasus,” tuturnya Selasa (11/10). Menurutnya, penyelesaian kasus ini membutuhkan pendekatan kultur psikologis hukum dengan pendekatan friendship.

Kepada korban diberikan pendampingan. Hasil ini akan dikonsolidasikan untuk mendapatkan penanganan lebih baik. Hal ini tengah dipersiapkan di setiap fakultas.

Sebagai antisipasi  agar ke depan tidak terjadi lagi, UGM mengajak perguruan tinggi lain untuk membuat satu model penerimaan mahasiswa baru yang terus melakukan pendampingan. Kampus tidak  semata-mata menciptakan prestasi, tetapi  mendorong mengatasi kerentanan mahasiswa. “Itu harus menjadi konsen perguruan tinggi. Perlunya membangun kultur lebih baik. Kalau ada temannya yang periang tiba-tiba murung, dibantu,” terangnya.

Sebelumnya, Divisi Penanganan dan Pelaporan Fisipol Crisis Center (FCC) Arie Eka Junia membeberkan, divisinya telah menerima laporan kekerasan seksual  pada Sabtu (8/10) lalu. Laporan disampaikan korban melalui departemen hubungan internasional (HI) sepekan lalu.

“Itu lapornya ke pihak departemen, lalu diteruskan ke FCC. Laporan melalui hotline formulir online,” ungkap Arie kemarin (10/10). Pelayanan FCC diakses melalui google form maupun Instagram. Laporan tahap awal sebatas dokumentasi. Bukti-bukti yang ada hendak diverifikasi.

Disebutkan, aksi kekerasan seksual ini terjadi baru-baru ini. Masih di tahun 2022. Sedangkan jumlah korban lebih dari satu. Rata-rata penyintas mahasiswa. Sampai saat ini laporan masih dibuka. “Kalau kategori, pelecehan sexual un wanted touch (sentuhan yang tidak diinginkan), juga sexing. Seperti itu rata-rata,” sebutnya. (mel/laz)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)