JOGJA – Seiring menurunnya kasus Covid-19 di DIJ, aktivitas dan interaksi masyarakat makin meningkat. Sementara penerapan protokol kesehatan (prokes) mulai kendor. Sebagai upaya mengingatkan kembali pentingnya prokes, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIJ menggelar larung Covid-19 berupa gunungan prokes Selasa (11/10).
Gunungan prokes terdiri atas perlengkapan prokes meliputi masker medis, masker KF99, masker kain, hand sanitizer, sabun cuci tangan, yang disusun pada sebuah gunungan dan box. Kemudian diarak rombongan sepeda, dari Kantor BPBD DIJ, Jalan Kenari Semaki Umbulharjo, Jogja menuju Teras Malioboro (TM) 1 melalui simpang Tugu Jogja.
Gunungan prokes dengan total nilai Rp 47 juta itu kemudian dibagikan di TM 1 kepada masyarakat. Pembagian perlengkapan prokes itu sebagai tanda bahwa protokol kesehatan masih harus diterapkan pada saat ini.
Kepala Pelaksana BPBD DIJ Biwara Yuswantana mengatakan, kasus Covid-19 di DIJ menunjukkan tren penurunan dalam kurun waktu beberapa pekan terakhir. Kisarannya di angka 20-30 kasus per hari. Seiring hal itu, aktivitas masyarakat juga sudah menuju ke arah pemulihan. Melihat fenomena ini, gunungan prokes larung Covid-19 digelar sebagai simbolisasi harapan kasus korona segera menghilang dan pandemi segera berakhir.
“Gunungan prokes larung Covid-19 sebagai simbol doa dan harapan atau permohonan agar tren Covid-19 terus melandai. Dan, kita bisa kembali kepada kehidupan normal,” kata Biwara usai acara di TM 1
Ia menjelaskan larung Covid-19 dimaknai dengan harapan pandemi Covid-19 segera berakhir. Sementara dibagikannya gunungan prokes dimaknai sebagai wujud kesiapsiagaan masyarakat agar dapat pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat dalam berbagai sektor. Seperti pariwisata, ekonomi, sosial, budaya, kesehatan dan lain sebagainya. “Namun doa dan harapan itu juga harus kita landasi dengan usaha yang disimbolisasikan oleh masker, hand sanitizer, dan hand shop (sabun cuci tangan) yaitu upaya-upaya untuk menerapkan prokes,” ujarnya.
Dalam jangka panjang, Biwara menyebut prokes sama halnya dengan menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS) atau budaya hidup sehat. Hal ini menjadi relevan terus menerus yang harus diupayakan oleh seluruh masyarakat. Pun usaha ini termasuk persiapan menuju endemi, meski masih menunggu statemen resmi dari pemerintah pusat.
“Semua provinsi di Indonesia PPKM Level 1. Artinya kita sudah mulai harus mempersiapkan itu, tapi kita tidak boleh lalai dengan prokes,” jelasnya.
Menurutnya, sejauh ini tidak sedikit masyarakat masih abai dengan prokes, sehingga diperlukan upaya lebih untuk kembali mengingatkan akan pentingnya penerapan prokes di kehidupan masing-masing. Terlebih wisatawan dan Jogja sudah terlihat kunjungan wisatawan meningkat. Maka ini perlu upaya untuk mengingatkan.
Kesadaran prokes menjadi penting agar kasus tidak kembali memuncak. “Tetap perlu kita ingatkan jangan sampai dengan pulihnya aktivitas maupun interaksi masyarakat kita kembali terkena lagi, karena lalai dalam menerapkan prokes, khususnya dalam penggunaan masker,” terangnya.
BPBD DIJ akan terus mengawal penanggulangan bencana, termasuk pandemi Covid-19 dan tetap berkomitmen memberikan edukasi ke masyarakat. Serta memberikan wujud nyata dengan turun langsung ke tengah masyarakat. “Landainya kasus Covid-19 di DIJ saat ini, semoga menjadi sinyal positif perbaikan kondisi pademi,” tambahnya. (wia/laz)