Neutron Yogyakarta

Tawarkan Sensasi Real, Paling Digandrungi Gamers

Tawarkan Sensasi Real, Paling Digandrungi Gamers

JOGJA – Pemanfaatan teknologi virtual reality (VR) sangat luas. Hanya saja, masyarakat semakin melirik teknologi ini saat pengembang game mulai berinovasi terhadap produknya. Sebab, game VR memberikan sensasi berbeda dari game biasa. Pengguna akan merasakan langsung kondisi yang nyata, seakan-akan dia adalah tokoh yang ada di dalam game tersebut.

Sensasi tersebut juga dirasakan oleh Hadi Soesanto. Pria yang dikenal dengan nama panggung Hasoe itu merasakan sensasi real saat memainkan sejumlah game di VR. “Bisa jalan-jalan ke tempat lain seperti mesum, bisa keblasuk juga. Cukup menegangkan, bikin kaget juga, karena suaranya menggelegar,”  katanya saat ditemui Radar Jogja Jumat (14/10).

Meski begitu, dia selalu mengingat kondisi dan posisi di dunia nyata. “Misalnya saya aslinya duduk di kursi, ya harus diingat,” tegasnya.

Sebelum bermain, lanjutnya, harus membuat guide line. Jadi saat bergerak keluar dari guide line, akan ada dinding virtual. “Kalo melewati itu berarti sudah kebablasan,” ungkapnya.

Dia menyebut, game seperti Resident Evil menjadi favoritnya. Sebab, saat memainkan game itu, dia merasa berpetualang. “Yang saya cari pertama itu game Roller Coaster karena kesannya benar-benar naik sungguhan,” kata pria lulusan Seni Rupa ISI Jogjakarta itu.

Selain game Residen Evil dan Roller Coaster, Hasoe juga menggemari game tinju dan senam. Sebab, dia merasakan manfaat seperti berolahraga. “Karena mengeluarkan keringat juga,” lontarnya.

Tak ingin merasakan sendiri, Hasoe beberapa kali menawarkan teman-temannya untuk mencoba sensasi VR. “Reaksinya macam-macam, ada yang bisa menikmati, ada yang takut juga,” ujarnya.

Padahal, awal Hasoe membeli perangkat VR karena hanya ingin menghilangkan penasaran. Dia pun membeli perangkat VR second. Karena merasa bahwa teknologi tiap waktu akan terus berkembang. “Baru sekitar 3-4 bulan yang lalu. Jujur saja saya kalau beli baru merasa eman-eman. Karena saya pikir ini pasti akan keluar lagi yang versi baru,” tambahnya.

Sensasi game VR juga dirasakan Andre Marjoi. Dia merasakan pengalaman nyata dan mengakui keseruan saat bermain game VR. Baginya, VR adalah inovasi baru dalam dunia game. “Kita serasa main sungguhan di dalam game-nya, jadi karakter di game-nya,” tuturnya.

Dia sendiri mengaku baru mengenal VR belum lama ini. Sekitar satu bulan ke belakang. “Pertama kali coba-coba main di booth mall. Sebelumnya saya juga memang gemar main game,” ujar mahasiswa asal Padang itu.

Selain itu, dia juga merasa sejumlah game ada yang membuatnya seperti dibawa ke realita aslinya. Andre sendiri rata-rata menghabiskan waktu sekitar dua jam saat bermain VR. Itu dia lakukan di sela-sela waktu senggangnya. “Game favorit saya Crisis VRigade, itu main perang-perangan. Seru sih, memacu adrenalin juga,” pungkasnya.

Semakin maraknya peminat game VR, momen ini dimanfaatkan oleh PT Abadi Berkarya Indonesia. Perusahaan pengembang perangkat lunak itu melihat ada peluang untuk menyediakan hiburan game VR yang dirasa masih jarang atau kurang familiar di Indonesia. Melalui VR Goo yang dibuka di Jogja City Mall, mereka berusaha menawarkan sensasi pengalaman realita virtual kepada masyarakat. “Konten yang kami hasilkan itu permainan atau game dan ada macam-macam.,” jelas salah satu karyawan, Gabriel Nedved.

Game yang sejauh ini disediakan seperti First-Person Shooting (FPS). Ada pula simulasi kegiatan, seperti berjalan di atas papan yang berada di gedung tinggi atau menjelajahi lautan. “Bahkan merasakan jatuh pun bisa. Beberapa user ada yang merasakan adrenalinya meningkat,” kata Gabriel.

Selain itu juga terdapat game Roller Coaster yang membuat pengguna merasa naik-turun. “Itu lumayan memicu shock sedikit untuk orang-orang awam,” lanjutnya.

Permainan boxing juga turut disediakan. Untuk pengungjung yang ingin melampiaskan emosi dan energi sembari berolahraga. “Beberapa game yang melibatkan banyak gerakan bisa dibilang sambil olahraga kecil-kecilan,” ucapnya.

Dia menyebut, mayoritas pengunjung booth-nya berasal dari kalangan anak muda. Hanya dengan Rp 20 ribu, pengunjung sudah bisa merasakan pengalaman realita virtual selama 10 menit. (cr5/eno)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)