Neutron Yogyakarta

Pedestrian Senopati Capai 50 Persen, Ditargetkan Rampung Desember

Pedestrian Senopati Capai 50 Persen, Ditargetkan Rampung Desember

JOGJA – Musim hujan tak pengaruhi pengerjaan proyek Pedestrian Jalan Senopati. Dari tinjauan Komisi C DPRD Kota Jogja, pengerjaan pedestrian bahkan dikebut agar penyelesaian proyek sesuai target.

Ketua Komisi C DPRD Kota Jogja Ririk Banowati mengatakan, progres proyek pedestrian jalan Senopati telah mencapai 50 persen. Diperkirakan, proyek rampung 14 Desember 2022. “Semoga pertengahan Desember selesai semua sesuai perencanaan,” ujarnya di sela peninjauan Selasa (18/10).

Politikus Partai Gerindra ini pun mengapresiasi pengerjaan proyek yang tidak kendur meski musim penghujan. Sehingga menambah optimisme Ririk, proyek segera rampung dan dapat dinikmati masyarakat Kota Jogja dan wisatawan. “Karena hujan tidak menjadi alasan menunda penyelesaian proyek,” cetusnya.

Selanjutnya Ririk mengharap, nantinya masyarakat dapat merasa memiliki pedestrian. Sebab pedestrian merupakan fasilitas publik, yang semestinya dijaga bersama. “Ini kan juga bermanfaat untuk masyarakat. Bukan hanya OPD terkait untuk menjaga dan memelihara. Tapi juga kewajiban kita semua sebagai masyarakat,” tegasnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Hari Satya Wacana menambahkan, proyek pedestrian diterapkan pada dua sisi jalan Senopati. Masing-masing panjangnya 700 meter, sehingga totalnya 1.400 meter. “Untuk ini nilai kontraknya Rp 12 miliar,” ungkapnya.

Hari pun mengatakan, pengerjaan pedestrian dilakukan sejak Agustus lalu dengan waktu 150 hari. Hari membenarkan, pengerjaan terus dikebut kendati musim hujan. Sebab bila habis masa kontrak dan belum selesai, diterapkan konsekuensi denda bagi pelaksana. “Tapi saya yakin dengan progres sekarang ini, bisa tercapai dengan sesuai kontrak,” ujarnya.

Selanjutnya Hari berharap, pedestrian Senopati dapat menunjang kepariwisataan di Kota Pelajar. Lantaran memberi fasilitas yang aman dan nyaman bagi wisatawan yang parkir di Senopati untuk berkunjung di area sekitarnya. Antara lain menuju Taman Pintar, Titik Nol Kilometer, dan Keraton Jogja. Termasuk bagi difabel yang turut diberikan jalur khusus. “Kita lihat nanti setelah jadi dan ada permainan lampunya, akan mendukung city beautification,” tandasnya. (fat/bah)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)