Neutron Yogyakarta

RSUP Sardjito Masih Tangani Dua Anak Gagal Ginjal Akut

RSUP Sardjito Masih  Tangani Dua Anak  Gagal Ginjal Akut

 

SLEMAN – Dari 13 pasien gagal ginjal akut pada anak yang ditangani Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito Jogjakarta sejak September lalu, pasien sembuh bertambah satu. Demikian pula untuk pasien meninggal, juga bertambah satu.

“Jadi total sembuh ada empat dan meninggal ada tujuh anak. Sementara dua orang masih dalam penanganan,” ungkap dokter Spesialis Nefrologi Anak atau Ginjal Anak Retno Palupi dalam konferensi pers yang digelar di RSUP Dr Sardjito, Selasa (25/10).

Empat pasien sembuh itu perempuan. Dua berasal dari Jawa Tengah dan dua dari DIJ. Masing-masing berusia 13 tahun, satu tahun, dua tahun dan 6,5 tahun. “Mereka sudah dianjurkan pulang dan menjalani rawat jalan,” katanya Retno.

Empat pasien sembuh ini, ketika dirujuk ke RSUP Dr Sardjito dalam kondisi berat yakni stadium tiga. Sebelumnya (19/10) disampaikan ada enam pasien meninggal dengan rincian tiga kasus dari DIJ dan tiga lainnya luar DIJ. Kini pasien meninggal bertambah satu, domisili Jakarta yang dirujuk dari Purworejo. “Pasien ini berusia 13 tahun,” bebernya.

Selanjutnya dua pasien dalam penanganan dokter. Saat ini kondisi kesehatannya menunjukan progres baik. Jika sebelumnya seminggu dua kali dilakukan cuci darah, pada perkembangan terakhir sudah 10 hari belum dilakukan cuci darah. “Satu pasien  menunjukkan fungsi ginjal berangsur membaik, mendekati normal. Satu lainnya masih dalam monitoring,” ungkapnya.

Lebih lanjut dielaskan, secara umum pasien-pasien yang ditangani RSUP Dr Sardjito ketika datang memiliki gejala berat. Bagi pasien yang dinyatakan sembuh, dilakukan terapi dengan pemenuhan kebutuhan cairan tubuh. Selain itu penggunaan antibiotik sesuai saran dokter.

“Pasien yang dirujuk rata-rata tidak ada pemberian obat khusus. Pasien meninggal dunia umumnya memiliki gejala klinis lain,” katanya. Misalnya gangguan fungsi hati dan penyakit kronis lainnya.

Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan meminta masyarakat tidak panik terhadap penyakit ginjal akut misterius ini. Kendati begitu, yang perlu diwaspadai adalah menghindari penggunaan obat sirup. Bilaa hendak mengonsumsi obat-obatan bagi anak-anak, sebaiknya atas saran dokter.

Dia juga menyarankan agar orang tua berkonsultasi dengan dokter anak sebagai deteksi dini. “Kalau ingin konsultasi lebih lanjut, kami terima. Tetapi diharapkan tidak semua pasien berbondong-bondong ke sini, melainkan melalui rujukan, bisa ke dokter anak,” tambahnya. (mel/laz)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)