Neutron Yogyakarta

Target Zero TBC 2030, Screening Warga Pasar

Target Zero TBC 2030, Screening Warga Pasar

JOGJA – Warga pasar sambut antusias pemeriksaan kesehatan yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja. Kegiatan dilaksanakan guna menyongsong 2030 zero tuberculosis (TBC). Pasar jadi sasaran karena merupakan titik berkumpulnya banyak orang dengan beragam latar belakang.

Salah satu warga Pasar Beringharjo, Sumiyati mengaku senang. Dinkes Kota Jogja gelar pemeriksaan kesehatan di pasar. “Karena kalau ada keluh kesah kesehatannya jadi bisa tahu,” ujarnya pada Radar Jogja ditemui usai pemeriksaan di Pasar Beringharjo Rabu (14/12).

Nenek lima orang cucu usia 56 tahun ini mengaku jalani beberapa pemeriksaan. Pertama ronsen paru-paru untuk mengidentifikasi TBC. Kemudian dilanjut dengan pemeriksaan lain seperti cek darah dan jantung. “Alhamdulillah hasilnya semua bagus. Cuma gula darah agak naik. Jadi tahu kondisi tubuhnya dan harus menjaga pola makan,” cetusnya.

Warga pasar lain yang mengikuti tes kesehatan adalah Eko Anton Suryanto, 43. Dia adalah petugas keamanan dari Pasar Beringharjo. Menurutnya pemeriksaan ini penting, lantaran pasar jadi tempat bertemunya banyak orang. Aktivitas di pasar pun berputar hampir 24 jam. “Kalu bisa, tes kesehatan ini rutin diadakan,” harapnya.

Kabid Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinkes Kota Jogja dr Lana Unwanah membenarkan, kegiatan yang dilakukannya dalam upaya eliminasi TBC 2030. “Untuk mendukung program tersebut, kami mencari dan menemukan sebanyak mungkin orang yang terindikasi tertular. Untuk kemudian didampingi pengobatannya,” jelasnya.

Pemeriksaan kesehatan ini menyasar empat pasar di Kota Jogja. Antara lain PASTY, Pasar Beringharjo, Pasar Gedongkuning, dan Pasar Pingit Jetis. Total sasaran pemeriksaan adalah 1.200 warga pasar. “Pasar itu tempat bertemu berbagai macam orang. Sehingga risiko penularan TBC juga lebih besar,” paparnya.

Lana pun mengungkap, kegiatan pemeriksaan kesehatan merupakan program CSR sebuah perusahaan. Dinkes diminta untuk menyasar kegiatan pada pelaku UMKM dan pedagang pasar. “Maka kami rencanakan bersama Dinas Perdagangan di beberapa pasar,” bebernya.

Diharapkan, screening yang dilakukan oleh Dinkes Kota Jogja dapat jaring penderita TBC. Sehingga dapat segera dilakukan penanganan terhadapnya. “Harapannya melalui screening ini ditemukan orang-orang yang positif akan kami tindak lanjuti dengan pengobatan,” tandasnya. (fat/pra)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)