Neutron Yogyakarta

Gelar Pasar Kangen hingga Panggung Terbuka

Gelar Pasar Kangen hingga Panggung Terbuka

SLEMAN – Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Pasar Kangen di halaman Graha Shaba Pramana (GSP), kemarin (18/12). Pasar Kangen menghadirkan aneka macam usaha mikro kecil menengah dari keluarga alumni Gadjah Mada (Kagama). Event ini dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-73 UGM.

“Pasar Kangen Kagama banyak sekali menyediakan makanan tradisional, melegenda dan ditetapkan harganya tidak lebih dari Rp 20 ribu,” ungkap Ketua Panitia Dies Natalis ke-73 UGM Prof Eni Harmayani kemarin (18/12). Berbagai kuliner tradisional dijajakan. Mulai gandos, mi pentil, lopis, dan dan lain-lain yang mengangkat  kearifan lokal.

Event ini sejalan dengan tema dies. Yakni, Pangan Berdaulat, Bangsa Bermartabat. Event ini juga bagian dari Nitilaku UGM yang berpusat di kampus. “Oleh karena itu dengan mengangkat tema itu mengharapkan kedaulatan pangan akan bisa diraih dengan kontribusi semua elemen. Baik alumni maupun civitas akademika dan masyarakat,”  imbuh Eni.

Eni juga menyebutkan, pada puncak dies natalis, UGM akan menghadiahkan pada republik ini, tentang dokumentasi makanan tradisional yang diberi nama musaka cita rasa Indonesia.  “Ada 15 buku, tetapi nanti kami serahkan berseri tiga buku kudapan Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTT, NTB dan 15 jenis lain. Beserta dokumentasinya,” ungkap Eni.

Sementara itu, Rektor UGM Prof Ova Emilia mengatakan, Nitilaku merupakan satu ciri yang diselenggarakan bertahun-tahun meskipun tahun ini sedikit berbeda. Nitilaku umumnya digelar pawai dari Keraton Jogja hingga Bulaksumur. Tetapi, saat ini digantikan dengan pergelaran panggung terbuka di beberapa titik kawasan Malioboro hingga kampus UGM. “Hal yang ditonjolkan kebersamaan gotong royong dan inklusivitas dari Gadjah Mada untuk semesta,” ujar Ova.

Dalam sambutannya, Ova mengajak mereka yang hadir menjunjung tinggi kebersamaan untuk sebuah refleksi mengenang perjalanan UGM. Juga kontribusi sinergis, antara keraton dan perkembangan civitas di kampus Bulaksumur.

“Selama 73 tahun ini masih banyak kurangnya. Semoga kegiatan sarat makna, sejarah dan budaya ini mampu memberikan manfaat, memperkuat konstribusi bagi universitas dan juga kehidupan sosial masyarakat, serta mampu menyelesaikan persoalan bangsa,” harapnya.

Dalam kegiatan ini, turut hadir Menko Polhukam Mahfud MD. Mahfud memberikan apresiasi kegiatan ini, atas upaya UGM mengembalikan ingatan masa lalu. “Mengembalikan komitmen alumni bahwa UGM anak kandung republik, bangsa baik, membangun bangsanya meluluskan lima ribu orang. Indonesia maju, salah satunya sumbangan UGM dan alumninya,” ujarnya singkat. (mel/laz)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)

Exit mobile version