Neutron Yogyakarta

Mengharukan, Ponpes Sabilun Najah Wisuda 29 Santri Lansia

Mengharukan, Ponpes Sabilun Najah Wisuda 29 Santri Lansia

SLEMAN – Sebanyak 29 santri lanjut usia (lansia) diwisuda oleh Pondok Pesantren (Ponpes) Sabilun Najah Minggu (18/12). Mereka berhasil mengikuti pembelajaran selama satu tahun dan perlu diapresiasi, salah satunya dengan seremonial.

Pemilik Ponpes H Joko Wahono mengatakan, wisuda santri lansia sudah tiga kali ini digelar. Kegiatan juga sekaligus penggalangan dana untuk pembangunan masjid. Tahun ini, ponpes memwisuda 29 santri lansia. Mereka sudah melaksanakan pembelajaran satu tahun. “Ini bentuk sudah berhasil di dalam menempuh pembelajaran,” ujarnya di Pondok Sabilun Najah Balecatur Gamping Sleman di sela-sela acara wisuda.

Sejak 2019, pihaknya telah memwisuda ratusan santri lansia. Para santri berasal dari desa sekitar dan tidak sedikit juga yang datang dari luar kota namun sifatnya datang dan pergi. Dia menyebut, gagasan santri lansia di mana dulu juga memfasilitasi TPA anak-anak, bapak ibu, lansia. “Justru yang bertahan itu yang lansia ini,” jelasnya.”Setelah kita kaji lebih dalam, khususnya peribadatan bagi lansia mengenai solat dan doa-doa banyak yang masih minim. Oleh sebab itu kami didik dengan mendampingi mereka, visi kita menjemput khusnul khotimah.”

Menurutnya, memberi pelajaran bagi lansia memiliki tantangan tersendiri. Oleh sebab itu, kurikulum yang diberikan kepada mereka mengacu pada kemampuan mereka, gradenya disesuaikan. Tidak boleh terlalu berat karena tujuannya ialah menuju ketentraman hati, memberi mereka ruang belajar di masa tua karena selama masih mudah barangkali belum pernah mendapatkan pendidikan agama.”Kami pilih metode yang sangat disukai lansia dengan metode yang tidak terlalu serius dan tegang. Nah ini kita ambil grade pencapaian tidak tinggi, kita turunkan grade lebih sederhana,” jelasnya.

Dia menyebut misalnya grade pertama diberi pelajaran doa sehari-hari. Dilanjutkan grade kedua dengan target bisa melaksanakan salat sendiri dengan doa yang benar. Kemudian grade ketiga diberi pelajaran salat sunah.”Kami kasih salat sunah misal solat jenazah, biasanya mereka cuma datang kasih tali asih saat melayat. Nah kita bekali bisa salat jenazah,” jelasnya.

Sementara itu, Seorang santri lansia yang diwisuda kemarin, Jemirah, 61, merupakan warga Balecatur Gamping Sleman. Dia mengaku sudah tiga kali diwisuda. Setiap hari berangkat dari rumah ke pondok pesantren jalan kaki kurang lebih 1,5 kilometer.”Saya senang kalau bisa sekolah dan belajar ngaji dan baca Alquran. Selama kecil sampai tua belum belajar Alquran. Rasanya senang, ayem (tenteram, Red),” ujarnya.

Dia mengaku suami dan anaknya memperbolehkan aktifitasnya. Bahkan mereka mendukung aktifitasnya. Maka, setelah wisuda, dia bahkan berencana ikut lagi. “Boleh. Malah ditanya kalau belum berangkat ngaji,” imbuhnya. (**/lan)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)