Neutron Yogyakarta

Padukuhan Gedad Miliki Kantor UPH dan KWT

Padukuhan Gedad Miliki Kantor UPH dan KWT

GUNUNGKIDUL – Kreativitas warga Padukuhan Gedad, Kalurahan Banyusoco, Kalurahan Playen meningkatkan nilai jual kelapa mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Oleh pemerintah memperoleh fasilitas showroom produk olahan kelapa.

Lurah Banyusoco Damanhuri mengatakan, usaha warga tersebut tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Guyub Rukun. Padukuhan Gedad merupakan sentra usaha pembuatan gula jawa. “Usaha ini sudah ada sejak lama dilakukan oleh masyarakat Gedad,” kata Damanhuri kemarin (9/1).

Hanya memang, agar perekonomian masyarakat dapat lebih meningkat diperlukan berbagai inovasi. Misalnya, terkait dengan promosi, pengemasan maupun terobosan baru mengenai makanan olahan. “Kami bersyukur belum lama ini pak bupati resmikan Kantor UPH dan Kelompok KWT Guyub Rukun di Gedad,” ujarnya.

Harapannya ke depan kelompok tersebut akan semakin maju seiring dengan berkembangya usaha gula kelapa. Hasil produk olahan kelapa KWT Guyub Rukun cukup banyak dan dimungkinkan bisa masuk ke supermarket atau pasar modern. “Selain olahan kelapa masyarakat juga banyak yang mengembangkan ikan lele,” ucapnya.

Sementara itu, Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengaku terus mengawal program ekonomi kerakyatan. Dia berharap fasilitas yang telah diberikan kepada kelompok dapat dimanfaatkan dengan baik. “Segera diupayakan agar bisa masuk ke supermarket atau pasar moderen,” kata Sunaryanta.

Menurunnya, aktivitas masyarakat khususnya di Padukuhan Gedad menjadi salah satu penguat ekonomi. Sehingga kreatifitas masyarakat harus terus dikembangkan. KWT juga berpotensi sebagai tempat pemberdayaan perempuan. “Tahun ini insyaallah ada program peremajaan tanaman kelapa di wilayah Gedad,” ucapnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul, Rismiyadi mengatakan, showroom hasil olahan kelapa bagi warga Gedad merupakan bantuan dari DAK Pertanian tahun 2022 senilai Rp 200 juta. “Ini merupakan hilir untuk peningkatan nilai tambah. Semoga kelestarian program ini bisa berjalan,” kata Rismiyadi. (gun/bah)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)