Neutron Yogyakarta

Panen Air Hujan, Agar Sumur Tak Kering

Panen Air Hujan, Agar Sumur Tak Kering

SLEMAN – Menjaga sumber air agar tidak surut, perlu gerakan bersama. Hal ini menjadi perhatian khusus di Kalurahan Sinduadi, Mlati, Sleman. Gerakan pembangunan dengan memanen air hujan digalakan, untuk mencegah air sumur mengering. “Gerakan air hujan ini sudah ditanamkan sejak 2016, silam,” ungkap Lurah Sinduadi, Mlati, Sleman, Senen Haryanto beberapa waktu lalu.

Hal ini dikuatkan dengan Peraturan Kepala Desa Sinduadi Nomor 2 Tahun 2015, tentang Pembangunan Wilayah Berwawasan Ramah Lingkungan. Dengan begitu, diharapkan tumbuh gerakan bersama dalam mengelola air hujan sehingga dapat memanennya. Sehingga, air dalam tanah dapat terjaga kelestariannya. “Banyak warga yang mengeluhkan kekeringan sumurnya. Air  Menjadi turun. Tetapi setelah empat tahun terakhir, sejak 2016 tidak lagi ada keluahan,” ungkapnya.

Salah satu upayanya, dengan membuat sumur resapan di tiap-tiap padukuhan. Sehingga air diselokan dapat tertampung dalam sumur resapan tersebut.

Dia menyebutkan, khususnya di area Balai Kalurahan Sinduadi. Telah dibangun enam sumur resapan air hujan. Dengan dimensi 80 meter dan kedalaman 10 meter.

Upaya ini telah disosialisasikan ke masyarakat. Tak hanya tiap padukuhan. Tetapi juga menyasar ke rumah warga yang memiliki halaman luas.  “Tujuannya agar air hujan tidak terbuang sia-sia. Melainkan masuk ke bumi dan bisa dimanfaatkan kembali,” ujarnya.

Menurutnya, gerakan tersebut cukup efektif dalam menjaga ketersediaannya sumber air. Tujuh tahun setelah dicanangkan, sejak 2019, manfaatnya mulai dirasakan warga.

Disebutkan, 85 persen warga Sinduadi masih menggunakan air sumur untuk mencukupi kebutuhan air sehari-hari. Kecuali tempat industri dan perumahan. Mereka memanfaatkan air perusahaan daerah air minum (PDAM).  “Sebelumnya, banyak yang mengeluhkan kekurangan air karena sumur kering. Namun sejak 2019, sudah tidak ada lagi keluhan tersebut,” tutur Senen.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mendukung gerakan ini. Menurutnya gerakan ini memiliki manfaat positif menjaga kelestarian alam. Air menjadi sumber kehidupan, sehingga harus dirawat. Agar kelak anak-cucu dapat merasakan kemanfaatannya.  “Gerakan ini mudah-mudahan menjadi contoh bagi kalurahan lainnya,” bebernya. (mel/bah)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)