Neutron Yogyakarta

Potensi Ekonomi Pariwisata DIJ Hilang

Potensi Ekonomi Pariwisata DIJ Hilang
Singgih Raharjo.(Wulan Yanuarwati/Radar Jogja)

RADAR MAGELANG – Potensi kenaikan kunjungan wisatawan di DIJ selama Piala Dunia U-20 terpaksa hilang, menyusul gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah. Hal ini sangat disayangkan.

“Karena venue yang digunakan adalah Solo, pasti Jogja akan dapat limpahan dari para suporter dan pemain. Mungkin juga para wisatawan yang memang membuat jadwalnya sesuai acara perhelatan U-20,” ujar Kepala Dinas Pariwisata DIJ Singgih Raharjo kemarin (31/3).

Potensi dari sektor pariwisata mulai dari akomodasi, transportasi, kuliner hingga ekonomi kreatif hilang begitu saja. Padahal persiapan telah dilakukan dan digadang-gadang mendongkrak ekonomi seiring melandainya pandemi Covid-19.

“Ya, saya kira sangat disayangkan, apalagi persiapan sudah begitu panjang. Biaya juga dan di sektor pariwisata tentu sudah siap-siap karena itu bagian dari aktivitas pariwisata juga, khususnya untuk Jogjakarta,” jelasnya.
Meski begitu, Singgih menyebut kekecewaan apabila diungkapkan tidak akan pernah ada habisnya. Dia berharap ke depan kegiatan bertaraf international harus ditangkap dan diupayakan dengan baik.

Sementara itu, anggota DPD RI Muhammad Afnan Hadikusumo saat berkunjung ke kantor gubernur DIJ Kamis (30/3) mengaku tidak mempermasalahkan Indonesia batal jadi tuan rumah Pildun U-20.
Ia justru mempertanyakan urgensi Indonesia menjadi tuan rumah. Terlebih Timnas U-20 Israel dikabarkan bakal berpartisipasi. Menurutnya, Indonesia perlu menghormati dan mendukung penegakan hak asasi manusia, baik di negara sendiri maupun negara lain.

“Apa urgensi kita menjadi tuan rumah sepak bola, apakah kita akan meninggalkan tujuan utama kita bernegara itu? Yakni kita menghormati hak asasi manusia dan menghormati hak asasi negara lain, sebagaimana tercantum dalam UUD 1945,” jelasnya.

Menurutnya, Indonesia batal menjadi tuan rumah bukan perkara besar. Sebab, Indonesia sering menjadi tuan rumah pada event berskala internasional lainnya. Lagi pula partisipasi Indonesia tidak menjamin kualitas sepak bola membaik.
“Kalau kita jadi tuan rumah Piala Dunia juga pengaruhnya nggak begitu signifikan. Jadi mau dipindah, juga enggak ada masalah. Kita sudah sering jadi tuan rumah berbagai event tingkat dunia,” jelasnya. (lan/laz/sat)

Lainnya

Exit mobile version