Neutron Yogyakarta

Lebih Murah dan Bisa Ditawar

Lebih Murah dan Bisa Ditawar
DIBURU PEMBELI: Suasana kios pakaian di Pasar Rejowinangun, Kota Magelang. Lima hari menjelang Idul Fitri, kios-kios mulai ramai diserbu pembeli kemarin (16/4).(Naila Nihayah/Radar Jogja)

RADAR MAGELANG – Beberapa hari menjelang Idul Fitri, pasar maupun kios perbelanjaan di Kota Magelang ramai. Tak terkecuali Pasar Rejowinangun yang diserbu masyarakat untuk membeli kebutuhan Lebaran. Karena harga yang lebih murah dan bisa ditawar.

Pembeli asal Windusari Halimah, 52, mengaku, kerap berbelanja kebutuhan Lebaran di Pasar Rejowinangun ketimbang di pasar lokal. Selain menyajikan kebutuhan yang lengkap, berbelanja di pasar tentu akan lebih ekonomis dan bisa ditawar.

Selain itu, dia juga bebas memilih pakaian yang mahal maupun murah. Tergantung selera. Saat Lebaran, dia juga ingin tampil dengan pakaian yang dirasa cocok untuk silaturahmi. “Ini beli jajanan Lebaran, ada kurma, dodol, dan beli baju juga. Lumayan (ramai, Red) sekarang ya, daripada tahun kemarin,” bebernya kemarin (16/4).

Kepala UPT Pasar Rejowinangun Kota Magelang Dodong Hariyanto mengatakan, tingkat keramaian di pasar memang sudah terjadi sejak seminggu terakhir hingga sehari menjelang Lebaran. “Naiknya 70 persen dibanding hari biasanya. Kalau ramainya, (lebih ramai, Red) tahun ini,” ujarnya.

Adapun indikator keramaiannya dilihat dari ramainya kendaraan yang parkir. Baik di dalam pasar maupun di bahu jalan. Selain itu, juga ada penambahan pedagang yang menggelar lapaknya secara lesehan. Begitu pula dengan pembeli yang lalu-lalang di pasar.

Seorang pegawai toko pakaian Riana mengatakan, tingkat penjualan baju Ramadan kalo ini lebih banyak ketimbang tahun lalu. Setelah lebih dari dua tahun pandemi, banyak masyarakat mendatangi toko yang dijaganya. Khususnya untuk membeli keperluan baju baru menjelang Lebaran.

Dia menyebut, Lebaran tahun lalu juga sudah ramai dan banyak pembeli. “Semoga hal serupa juga terjadi pada tahun ini. Karena saat masih pandemi, pembelian baju sangat menurun,” kata Riana saat ditemui di sela melayani pembeli.

Dia menambahkan, masa ramai ini sudah dirasakan sejak dua minggu terakhir. Sehingga pendapatannya juga mengalami peningkatan dibanding hari biasa. Dia menyebut, pada hari biasa, penjualan total pakaian yang dijual, sekitar Rp 1 juta. Tapi, menjelang Lebaran ini, pendapatannya bisa mencapai Rp 5 juta per harinya.

Menjelang Lebaran ini, pemilik toko memang sengaja membuka tokonya lebih lama dibandingkan hari biasa. Yang dibuka mulai pukul 09.00-18.00, atau bisa saja lebih malam. Tergantung keramaian. Biasanya, toko akan dibuka mulai pukul 09.00-16.00.

Selain itu, untuk memenuhi permintaan dari para calon pembeli, pemilik toko juga menambah persedian baju-bajunya. Sekitar 50-100 buah setiap harinya. Mengingat animo masyarakat dalam berbelanja, dirasa cukup tinggi.

Penjual aneka sandal dan sepatu Suratiyah, 42 mengatakan, secara umum, Pasar Rejowinangun mulai ramai dikunjungi pembeli pada kemarin (16/4). Namun, dia memprediksi, tingkat keramaian akan semakin tinggi pada hari ketiga sebelum Lebaran.

Dia menyebut, beberapa hari ini, sudah ada kenaikan omzet sekitar 5-10 persen per harinya. Justru, kata dia, masa Lebaran kali ini tidak seramai tahun sebelumnya. “Mulai ramai hari ini (kemarin, Red). Pas buka, Alhamdulillah langsung ramai. Tapi, masih kalah sama online,” akunya.

Pemilik toko beras Uun, 50 menuturkan, permintaan beras menjelang Lebaran ini cenderung meningkat. Sehingga dirinya juga menambah persediaan beras dibanding hari biasanya. Selain itu, ada kenaikan harga beras sebesar Rp 500. “Otomatis (nambah stok, Red). Tapi, keramaian ini hampir sama dibanding tahun lalu,” paparnya. (aya/eno/sat)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)