RADAR MAGELANG – Berbeda dengan daerah lain di Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ), Kabupaten Gunungkidul memilih untuk tidak menaikkan tarif parkir di kawasan wisata saat libur lebaran. Jika muncul aksi ‘nuthuk’ atau pungli, warga diminta melapor kepada petugas.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Gunungkidul Rakhmadian Wijayanto mengatakan, informasi tidak adanya penyesuaian tarif selama libur lebaran telah dikoordinasikan dengan pengelola dan koordinator paguyuban parkir.”Kami sudah sebarkan surat secara tertulis bahwa harus menarik tarif parkir sesuai ketentuan, memberikan karcis parkir dan memberikan pelayanan yang baik kepada pengunjung,” kata Rakhmadian kemarin (17/4).
Kepala Bidang (Kabid) Penerangan Jalan Umum dan Perparkiran Dishub Kabupaten Gunungkidul Ely Siswanta menjelaskan, setiap kawasan wisata khususnya pantai telah memiliki pengelola parkir.”Rincian tarif sekali parkir di kawasan wisata untuk sepeda Rp 1.000, motor Rp 3 ribu motor roda tiga Rp 5 ribu, minibus, pick up, sedan dan jip Rp 5 ribu,” kata Ely.
Kemudian bus kecil, mobil boks roda empat hingga truk roda empat Rp 8 ribu. Sedangkan tarif satu kali parkir di kawasan wisata paling mahal di angka Rp 15 ribu. Bus sedang, mobil boks roda enam dan truk roda enam Rp 10 ribu sekali parkir.”Sedangkan bus besar, truk roda enam ukuran besar tarifnya Rp 15 ribu untuk sekali parkir di kawasan wisata,” ujarnya.
Dikatakan ketentuan tersebut mengacu pada Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Gunungkidul No.13 Tahun 2019 tentang perubahan Perda Kabupaten Gunungkidul No.11 Tahun 2011 tentang Retribusi Tempat Khusus Parkir di Kawasan Wisata.”Jika ada masyarakat atau wisatawan mengalami penarikan tarif parkir tidak sesuai ketentuan bisa langsung mengadukan ke Dishub Gunungkidul,” tegasnya.
Teknisnya, langsung mendatangi petugas jaga di jalur obwis atau menghubungi Dishub melalui media sosial. Netizen bisa mengadu sejumlah persoalan misalnya, tentang tarif parkir ke akun Instagram Dishub @dishubgk. (gun/din/sat)
