RADAR MAGELANG– Dinas Pariwisata (Dinpar) Kota Jogja menargetkan, jumlah kunjungan selama libur Lebaran 2023 hampir menyentuh 600 ribu wisatawan. Guna menjaga situasi kondusif, dinpar membuka dua posko dan hotline aduan.
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinpar Kota Jogja Andrini Wiramawati mengatakan, Malioboro masih jadi magnet utama pariwisata di Kota Istimewa. Namun, Dinpar juga tetap melakukan pemetaan kunjungan terhadap objek wisata (obwis) lain yang ada di Kota Pelajar.
Aan, sapaan akrabnya membeberkan, dia telah bertemu sejumlah pengelola obwis. Salah satunya adalah Gembira Loka Zoo memprediksi, jumlah kunjungan sekitar 85-90 ribu wisatawan. Sementara Benteng Vredeburg, beberapa hari akan libur. Sonobudoyo menarget jumlah kunjungan 54 ribu wisatawan, Taman Pintar 25 ribu wisatawan, Keraton Jogja 72 ribu wisatawan. Aan juga menargetkan, jumlah kunjungan di Teras Malioboro mencapai 200 ribu wisatawan.
“Destinasi lain sekitar 146 ribu wisatawan. Jadi prediksi kami ada sekitar 599.743 kunjungan wisatawan dalam momen libur Lebaran 2023,” bebernya.
Oleh sebab itu, Dinpar membuka posko aduan. Dalam upayanya mengantisipasi situasi. Posko tersebar di dua lokasi. Pertama, di depan Plaza Malioboro. Kedua, di depan Museum Sonobudoyo sisi timur. Posko ini bertujuan untuk memberi layanan atau informasi kepada wisatawan. “Kami laksanakan selama delapan hari sejak 23-30 April. Dari jam 09.00-21.00,” sebutnya.
Polresta Jogja pun membuka posko pengamanan. Kapolresta Jogja Kombespol Saiful Anwar pun bersiaga dalam pengamanan libur Lebaran 2023. Bahkan pihaknya akan mengerahkan sekitar 1.300 orang. Jumlah itu terdiri dari pasukan Polri, TNI, dan instansi terkait di Pemkot Jogja. Operasi Terpusat Ketupat Progo 2023 akan dimulai 18 April sampai 1 Mei.
GL Zoo pun jadi salah satu titik strategis yang dapat pemantauan khusus dari Polresta Jogja. Untuk pos pengamanan (pos pam) ditempatkan di 5 pos yaitu di Tugu Jogja, Teteg Malioboro, Titik Nol Kilometer, simpang tiga Gejayan, dan GL Zoo. “Di situlah titik-titik yang perlu diantisipasi. Baik masalah kepadatan lalu lintas maupun terkait masalah kriminalitas,” jelasnya. (fat/eno/sat)