RADAR MAGELANG – Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bantul pada musim libur Lebaran tahun ini disebut ‘terjun bebas’. Tingkat kunjungannya juga tidak lebih banyak dan justru jauh dari musim libur Lebaran tahun lalu.
Ketua Koperasi Notowono yang menaungi objek wisata (obwis) di Mangunan-Dlingo Purwo Harsono mengatakan, jumlah kunjungan wisata di musim libur Lebaran tahun ini hanya menyentuh angka 21.967 orang. Angka itu menurun hampir 22 persen dibandingkan tahun lalu yang kunjungannya bisa mencapai 28.309 orang.
Ipung sapaan akrab Purwo membeberkan, jumlah wisatawan yang berkunjung pada libur Lebaran tahun ini memang jauh dari prediksi. Bahkan persiapan yang sudah dilakukan oleh para pengelola wisata pun menurutnya percuma.
“Contohnya kami sudah menambah personel dan menyiapkan tim ganjal untuk membantu kendaraan yang tidak kuat menanjak. Namun di libur Lebaran kemarin tidak terpakai sama sekali. Lha wong wisatawan yang datang saja tidak banyak,” ujar Ipung saat ditemui kemarin (27/4).
Kondisi yang sama juga dirasakan oleh objek wisata selfie Little Tokyo (Litto) Jogja di Muntuk, Dlingo. General manajer Litto Jogja Agus Setiawan membeberkan, jumlah wisatawan libur Lebaran tahun ini turun hampir 50 persen dibandingkan tahun lalu.
Ia menyebut, kunjungan wisatawan cukup tinggi hanya terjadi selama tiga hari. Terhitung dari Minggu sampai Selasa. Kemudian setelah itu wisatawan yang datang jumlahnya langsung merosot. “Melihat sisa libur Lebaran hingga 1 Mei 2023, tentu tidak akan banyak mendongkrak kunjungan wisatawan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Promosi dan Informasi Wisata Dinas Pariwisata Bantul Markus Purnomo Adi menyampaikan, selama libur Lebaran dari 21 sampai 26 April 2023, jumlah wisatawan yang datang ke objek wisata milik pemerintah kabupaten mencapai 130.795 orang dengan pendapatan sebesar Rp 1,2 miliar.
Pendapatan sebesar itu masih sangat jauh dari target yang ditentukan oleh instansi tersebut. Sebagaimana diketahui sebelumnya, Dinas Pariwisata Bantul mematok target sebesar Rp 2,5 sampai Rp 3 miliar untuk pendapatan selama libur lebaran dari sektor retribusi wisata. “Dari catatan kami, objek wisata yang paling banyak dikunjungi masih Pantai Parangtritis,” terang Markus. (inu/sat)