Neutron Yogyakarta

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo Pulang Kampung

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo Pulang Kampung
SOSIALISASI: Kepala BKKBN Hasto Wardoyo saat mengkampanyekan program Bangga Kencana untuk menekan angka stunting di Balai Kalurahan Hargowilis, Kapanewon Kokap, Minggu (30/4).(HENDRI UTOMO/RADAR JOGJA)

RADAR MAGELANG – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo pulang kampung di Kulonprogo. Kedatangannya sekaligus kampanye pencegahan stunting dalam program Bangga Kencana. “Anak-anak harus diberikan kecukupan protein hewani yang bisa dipenuhi dari mengonsumsi telur, minimal dua butir setiap hari,” ucap Hasto di Balai Kalurahan Hargowilis, Kapanewon Kokap, Minggu (30/4).

Dijelaskan, untuk menekan stunting, pemerintah juga menggandeng swasta ikut berperan melakukan pencegahan. Salah satunya dalam pengadaan bantuan telur kepada anak-anak selama enam bulan. Program berjalan secara nasional dan diserahkan di setiap desa kepada 50 anak. “Kami juga terus provokasi pencegahan stunting ini dengan semangat gotong royong dan kepedulian,” jelasnya.

Ketua DPRD Kulonprogo Akhid Nuryati mengungkapkan, Kulonprogo masih masuk kategori daerah miskin berdasarkan hasil survei BPS. Padahal Kulonprogo sudah banyak program penurunan angka kemiskinan. Kulonprogo juga memiliki tanah yang subur, apa saja yang ditanam tumbuh. Menurutnya, itu juga bisa untuk mengentaskan kemiskinan dan stunting. “Mari kita bersama sama untuk menekan stunting,” ajaknya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Pengendalian Penduduk dan KB Kulonprogo Ariadi menambahkan, hasil survei BPS kasus stunting di Kulonprogo 2022 ada 15,8 persen. Sementara pendataan Dinas Kesehatan by name by addres hanya sekitar 9,9 persen. “Kami terus berjuang untuk mendukung percepatan penanganan stunting. Seluruh kalurahan akan menjadi kampung berkualitas,” ucapnya. (tom/din/sat)

Lainnya

RADAR MAGELANG – Proyek pembangunan gedung Puskesmas Alian telah rampung dikerjakan. Infrastruktur layanan kesehatan ini dibangun atas manfaat dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp 6,3 miliar. Kepala UPTD Puskesmas Alian Brantas Prayoga memastikan, seluruh layanan kesehatan akan lebih optimal pasca menempati gedung baru. Sebab lewat perbaikan ini standar layanan kesehatan di Puskesmas Alian setingkat lebih maju dari sebelumnya. Terpenting sudah tersedia layanan rawat inap dan rawat jalan. “Layanan kami UGD 24 jam. Di poli kami punya ruang pemeriksaan umum dan MTBS,” jelasnya, Selasa (26/12). Puskesmas yang berlokasi di Jalan Pemandian Krakal tersebut secara resmi membuka pelayanan perdana pada awal Desember lalu. Dari DBHCHT, Puskesmas Alian kini memiliki gedung dua lantai. Dengan fisik bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 1.400 meter persegi. Berbagai pelayanan penunjang tambahan saat ini juga telah tersedia. Antara lain poli, pemeriksaan USG dan persalinan. Selain itu, pembangunan Puskesmas Alian juga didesain memiliki ruang tunggu lebih luas agar masyarakat nyaman. Brantas menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk selalu menjaga mutu kualitas serta profesionalitas terhadap layanan kesehatan masyarakat. “Ada beberapa ruangan dan sudah sekarang beroperasi untuk pelayanan masyarakat,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Cilacap M Irwan menyebut, realisasi penerimaan negara dari objek cukai rokok di Kebumen terbilang cukup tinggi. Tepatnya mencapai Rp 300 miliar. Penerimaan ini tak luput karena banyaknya produsen rokok rumahan di Kebumen. “Penerimaan cukai justru dari Kebumen. Karena pabrik rokok cukup besar ada di Kebumen, sama klembak menyan itu heritage,” kata Irwan. M Irwan menjelaskan, sejauh ini berbagai upaya terus digencarkan agar penerimaan dari objek cukai rokok dan tembakau terus meningkat. Salah satunya melalui tindakan represif dengan melakukan operasi penertiban rokok ilegal. Kemudian, upaya preventif melalui pengawasan terhadap distribusi rokok ilegal. “Ada skema bagi hasil, buat sosialisasi dan patroli tim terpadu,” jelasnya. (fid/ila)