Neutron Yogyakarta

Lestarikan Tradisi Panahan Khas Mataram

Lestarikan Tradisi Panahan Khas Mataram
Peserta saat mengikuti Jemparingan Gagrak Mataram di Sasana Jemparingan Mangesti Minomartani, Ngaglik, Sleman Minggu (7/5). Gelaran jemparingan itu diikuti peserta dari berbagai daerah di Jawa.(ELANG KHARISMA DEWANGGA/RADAR JOGJA )

RADAR MAGELANG – Sasana Jemparingan Mangesti Minomartani turut melestarikan jemparingan khas Mataram. Lewat Gladen Jemparingan Gagrak Mataram yang usai digelar Minggu (7/5).

Pengelola Sasana Jemparingan Mangesti Minomartani Joko Winarko menjelaskan, beda jemparingan khas Mataram dengan panahan era modern adalah posisi pemanah saat membidik target dengan cara duduk. Mereka akan menyasar target bernama bandulan yang berwarna merah, putih, dan kuning.

Dalam pagelaran jemparingan khas Mataram ini terdapat aturan yang harus diikuti peserta lomba. Yakni menggunakan kaos berwarna hitam dan menggunakan blangkon atau udheng. Selain itu, para peserta juga wajib menggunakan jarik sebagai bawahan.

“Kuota 60 peserta, namun ternyata antusias peserta sangat tinggi sehingga kami menambah kuota terus. Sampai lebih dari 100 peserta akhirnya yang ikut,” beber Joko.

Tujuan lain dari perlombaan ini adalah untuk membangun sinergi dan menjadi ajang pertemuan bagi para pemanah yang tersebar dari berbagai daerah. Diakui Joko, penikmat dan pelaku jemparingan sendiri saat ini cukup mengalami peningkatan. “Mulai dari anak muda hingga para perempuan yang keterlibatannya 25 persen,” uungkapnya.

Joko membeberkan, olahraga jemparingan tidak hanya tersebar di Pulau Jawa. Namun juga sudah menyebar hingga Bali. Hal tersebut diyakini Joko sebagai penanda bahwa kesenian Jemparingan akan terus eksis di generasi berikutnya. (cr1/eno/sat)

Lainnya