RADAR MAGELANG – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMGKG) mengimbau masyarakat di pesisir waspada potensi gelombang tinggi hingga dua hari ke depan. Merespons itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul melakukan mitigasi bencana dengan pengecekan jalur evakuasi tsunami.
Dalam keterangan tertulis, BMKG menyebut gelombang tinggi berpotensi terjadi di perairan dan Samudera Hindia Selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DIJ. Angin umumnya bertiup dari arah Timur Laut hingga Tenggara dengan kecepatan berkisar antara 4 – 25 knot. Tinggi gelombang laut berkisar antara 1,3-4,0 meter.”Gelombang maksimum dapat mencapai dua kali lebih tinggi dari prediksi,” kata Prakirawan BMKG Adnan Deny Mardika kemarin (14/5).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Purwono mengatakan potensi gelombang tinggi perairan Jogjakarta antara 1,3-4,0meter disikapi dengan sejumlah langkah.BPBD bersama dengan tim reaksi cepat (TRC) melakukan pantauan ke pesisir pantai.”Petugas memantau jalur evakuasi bencana tsunami,” kata Purwono.
Petugas juga disiagakan untuk memberikan imbauan kepada wisatawan maupun nelayan agar mewaspadai peringatan dini dari BMGKG. Petugas memasang sejumlah tanda peringatan berupa tulisan menjauh dari tebing. Memasang bendera untuk memantau kecepatan angin di pulau Drini, Kemadang, Tanjungsari.”Di Pantai Krakal, Kalurahan Ngestirejo, Kapanewon Tanjungsari petugas memasang tenda pendukung keberadaan pos Pantau milk SAR DIJ,” ujarnya.
Kepada nelayan, pihaknya juga sudah melakukan komunikasi. Sejauh ini para pencari rejeki laut menggunakan ilmu titen. Jika memang kondisi gelombang membahayakan maka niat melaut diurungkan. Begitu juga dengan persiapan evakuasi kapal telah dipersiapkan sedemikian rupa.
Terpisah, Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul, Surisdiyanto mengatakan, gancaman gelombang disikapi dengan memberikan imbauan kepada nelayan maupun pengunjung wisata agar waspada.Kapal dan lapak pedagang biasanya rawan terdampak saat gelombang tinggi.”Petugas penjaga pantai telah disiagakan agar memantau wilayah masing-masing,” kata Surisdiyanto.
Surisdiyanto mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas.Di satu sisi, meski potensi bencana wilayah pesisir Pantai Selatan cukup tinggi, namun karena kewenangan mengenai mitigasi bencana dipangkas, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Gunungkidul tidak bisa berbuat banyak.
Mitigasi bencana adalah segala upaya untuk mengurangi risiko bencana. Program mitigasi bencana dapat dilakukan melalui pembangunan secara fisik maupun peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Kepala DKP Kabupaten Gunungkidul, Krisna Berlian mengatakan, kewenangan DKP saat ini sudah banyak berkurang seiring dengan munculnya Undang-undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.”Kami sudah tidak ada lagi kegiatan mitigasi bencana seperti dulu,” kata Krisna Berlian. (gun/din/sat)